Equityworld Futures | Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Pasifik Jatuh Hari Ini

Equityworld Futures | Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Pasifik Jatuh Hari Ini

Equityworld Futures | Busa saham Asia-Pasifik sebagian besar jatuh pada hari Rabu, mengikuti penurunan Wall Street Amerika Serikat (AS) karena kekhawatiran tentang penilaian kecerdasan buatan terus menekan saham teknologi.

Equityworld Futures | Harga Emas Akhirnya Bangkit, Pengangguran Amerika Jadi “Dewa” Penolong

Dikutip dari CNBC, Rabu (19/11/2025), indeks saham Nikkei 225 Jepang turun 0,36% saat pembukaan perdagangan. Sementara indeks saham Topix turun 0,26%. Sektor teknologi menyeret indeks Nikkei 225 lebih rendah pada awal perdagangan, dipimpin oleh produsen peralatan pengujian semikonduktor Advantest yang turun lebih dari 4%. Perusahaan semikonduktor Renesas juga turun hampir 5%.

Indeks saham Kospi Korea Selatan turun 0,67%, dan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 1,02%. Saham-saham unggulan Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 2,25% dan 2,46%.

Di Australia, indeks saham ASX/S&P 200 naik 0,11%. Kontrak Berjangka untuk Indeks Hang Seng Hong Kong juga menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi, diperdagangkan pada 26.033, terhadap penutupan indeks sebelumnya pada 25.930,03.

Kontrak berjangka ekuitas AS sedikit berubah pada jam-jam awal perdagangan Asia setelah indeks-indeks utama jatuh pada hari Selasa di dalam negeri.

Semalam, Dow Jones Industrial Average merosot 498,50 poin atau 1,07%, dan ditutup pada level 46.091,74. S&P 500 melemah 0,83% dan ditutup pada level 6.617,32. Ini merupakan sesi penurunan keempat berturut-turut bagi indeks berbasis luas ini, menjadikannya penurunan terpanjang sejak Agustus. Nasdaq Composite merosot 1,21% dan ditutup pada level 22.432,85.

Sesi tersebut menyaksikan Dow Jones Industrial Average juga turun selama empat hari berturut-turut, sementara Nasdaq Composite yang sarat teknologi mencatat hari negatif kelima dalam enam sesi.

Bitcoin sempat turun di bawah USD 90.000, pertanda berkurangnya pengambilan risiko oleh investor.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Anjlok Tertekan Penguatan Dollar AS dan Turunnya Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Anjlok Tertekan Penguatan Dollar AS dan Turunnya Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Equityworld Futures | Harga emas dunia jatuh 1,5 persen pada akhir perdagangan Senin (17/11/2025) waktu New York atau Selasa (18/11/2025) pagi WIB.

Equityworld Futures | Harga Emas Ambruk 3 Hari Beruntun, Diramal Bisa Jeblok ke US$3.800

Dollar AS menguat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) untuk Desember kembali merosot. Kondisi ini menekan permintaan emas.

Mengutip Reuters, harga emas spot turun 1,5 persen ke 4.019,12 dollar AS per ons. Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember melemah 0,5 persen ke 4.074,50 dollar AS per ons.

Indeks dollar AS yang menguat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Dampaknya terasa pada permintaan, terutama menjelang rilis rangkaian data ekonomi AS yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan.

Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, menilai penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga ikut menahan optimisme pasar.

“Saat ini, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed lebih rendah, yang telah mengurangi optimisme terhadap emas,” ujar David.

Data tenaga kerja AS untuk September dijadwalkan rilis pada Kamis. Risalah pertemuan The Fed, ketika bank sentral memangkas bunga 25 basis poin, akan diterbitkan pada Rabu.

Pejabat The Fed semakin sering menyuarakan pandangan hawkish untuk pertemuan Desember. Pelaku pasar kini menilai peluang pemangkasan bunga 25 basis poin hanya 41 persen, turun dari lebih 60 persen pekan lalu berdasarkan CME FedWatch Tool.

Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson, mengatakan bank sentral perlu “melangkah secara hati-hati” karena risiko inflasi masih harus dikendalikan.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Anjlok Tertekan Penguatan Dollar AS dan Turunnya Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Anjlok Tertekan Penguatan Dollar AS dan Turunnya Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Equityworld Futures | Harga emas dunia jatuh 1,5 persen pada akhir perdagangan Senin (17/11/2025) waktu New York atau Selasa (18/11/2025) pagi WIB.

Equityworld Futures | Harga Emas Ambruk 3 Hari Beruntun, Diramal Bisa Jeblok ke US$3.800

Dollar AS menguat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) untuk Desember kembali merosot. Kondisi ini menekan permintaan emas.

Mengutip Reuters, harga emas spot turun 1,5 persen ke 4.019,12 dollar AS per ons. Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember melemah 0,5 persen ke 4.074,50 dollar AS per ons.

Indeks dollar AS yang menguat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Dampaknya terasa pada permintaan, terutama menjelang rilis rangkaian data ekonomi AS yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan.

Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, menilai penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga ikut menahan optimisme pasar.

“Saat ini, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed lebih rendah, yang telah mengurangi optimisme terhadap emas,” ujar David.

Data tenaga kerja AS untuk September dijadwalkan rilis pada Kamis. Risalah pertemuan The Fed, ketika bank sentral memangkas bunga 25 basis poin, akan diterbitkan pada Rabu.

Pejabat The Fed semakin sering menyuarakan pandangan hawkish untuk pertemuan Desember. Pelaku pasar kini menilai peluang pemangkasan bunga 25 basis poin hanya 41 persen, turun dari lebih 60 persen pekan lalu berdasarkan CME FedWatch Tool.

Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson, mengatakan bank sentral perlu “melangkah secara hati-hati” karena risiko inflasi masih harus dikendalikan.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Kontrak Berjangka Wall Street Naik

Equityworld Futures | Kontrak Berjangka Wall Street Naik

Equityworld Futures | Harga saham berjangka Wall Street mengalami kenaikan di tengah memudarnya taruhan Federal Reserve akan memangkas suku bunga Desember. Fokus minggu ini sepenuhnya tertuju pada pendapatan triwulanan Nvidia untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang perdagangan kecerdasan buatan dan potensi gelembung teknologi.

Equityworld Futures | Harga Emas Lagi Terjun Bebas, Ini Prediksi Kapan Lonjakan Berikutnya

Mengutip Investing.com, Senin, 17 November 2025, kontrak berjangka S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 6.768,25 poin, sementara kontrak berjangka Nasdaq 100 naik 0,3 persen menjadi 25.177,0 poin. Kontrak berjangka Dow Jones stagnan di 47.215,0 poin.

Indeks Wall Street sempat mengalami kerugian tajam selama dua minggu terakhir karena investor sebagian besar mengurangi ekspektasi Fed akan memangkas suku bunga pada Desember.

Pasar memperkirakan peluang sebesar 39,8 persen Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin selama pertemuannya pada 10-11 Desember, turun tajam dari 61,9 persen seminggu yang lalu, CME Fedwatch menunjukkan.

Posisi pasar bergeser ke posisi bertahan di tengah meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi AS, terutama karena penutupan pemerintah yang berkepanjangan menunda rilis beberapa cetakan ekonomi utama.

Meskipun penutupan pemerintah berakhir minggu lalu, para pejabat pemerintah mengisyaratkan angka inflasi dan ketenagakerjaan untuk Oktober mungkin tidak akan dirilis. Skenario seperti itu membuat The Fed lengah dalam rapat Desember, sehingga pasar lebih siap untuk menahan kebijakan moneter.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Bursa Asia Kompak Merosot Usai Wall Street Tumbang

Equityworld Futures | Bursa Asia Kompak Merosot Usai Wall Street Tumbang

Equityworld Futures | Pasar Asia-Pasifik merosot pada perdagangan Jumat, (14/11/2025), mengikuti pelemahan di Wall Street seiring tekanan berlanjut pada saham teknologi. Keraguan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga The Fed turut menambah sentimen negatif.

Equityworld Futures | Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Naik di Atas $4.150 Setelah Penutupan Pemerintah AS Berakhir

Indeks acuan Jepang Nikkei 225 turun 1,85%, sementara Topix merosot 1,03%. Saham teknologi memimpin penurunan, dengan Rakuten Group anjlok 6,57%, Advantest turun 5,27%, dan Lasertec melemah 3,97%.

Raksasa teknologi Jepang SoftBank jatuh hingga 8% pada awal perdagangan, menandai penurunan tiga hari beruntun setelah mengungkap penjualan seluruh sahamnya di Nvidia. Di Korea Selatan, Kospi turun 2,29% dan Kosdaq melemah 1,42%.

Saham unggulan Korea Selatan seperti Samsung Electronics merosot lebih dari 3%, sementara SK Hynix yang memasok chip memori untuk Nvidia turun 5%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 terkoreksi 1,58%.

Kontrak berjangka Hang Seng mengarah pada pembukaan yang lebih rendah di level 26.701, dibandingkan penutupan sebelumnya di 27.073,03. China hari ini akan merilis data penjualan ritel, output industri, dan investasi aset tetap untuk Oktober.

Investasi aset tetap China, termasuk sektor properti, sebelumnya turun tak terduga sebesar 0,5% pada September. Rilis data terbaru ini menjadi perhatian investor untuk melihat arah pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Dari Amerika Serikat, seluruh indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah seiring arus jual pada saham teknologi, terutama yang terkait tema kecerdasan buatan. Kekhawatiran soal valuasi membuat tekanan di sektor tersebut semakin kuat.

Dow Jones Industrial Average jatuh 797,60 poin atau 1,65% ke 47.457,22, jauh dari rekor yang dicapai sesi sebelumnya. S&P 500 melemah 1,66% menjadi 6.737,49.

Sektor teknologi informasi dan layanan komunikasi memimpin pelemahan di indeks yang lebih luas, dengan Disney anjlok hampir 8% akibat hasil kuartal IV fiskal yang beragam. Nasdaq Composite turun 2,29% ke 22.870,36, sementara ketiga indeks utama serta Russell 2000 mencatat kinerja harian terburuk sejak 10 Oktober.

Komentar terbaru dari pejabat The Fed menunjukkan meningkatnya keraguan tentang perlunya pemangkasan suku bunga untuk ketiga kalinya pada pertemuan 9-10 Desember. Boston Fed President Susan Collins mengatakan kebijakan suku bunga kemungkinan perlu dipertahankan di level saat ini untuk menyeimbangkan risiko inflasi dan ketenagakerjaan.

Dampak dari komentar tersebut membuat pasar menyesuaikan kembali ekspektasinya. Jika beberapa hari lalu pelaku pasar masih memperkirakan peluang 2 banding 1 untuk pemangkasan suku bunga, kini proyeksinya berubah menjadi 50:50 berdasarkan alat FedWatch milik CME Group.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Wall Street: Dow Jones Cetak Rekor, Nasdaq Tertekan

Equityworld Futures | Wall Street: Dow Jones Cetak Rekor, Nasdaq Tertekan

Equityworld Futures | Bursa saham Wall Street berakhir variatif, dengan Dow Jones Industrial Average mencatat rekor penutupan tertinggi. Saat ini, sentimen pasar juga terfokus pada kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintahan (government shutdown) terpanjang di AS.

Equityworld Futures | Tiba-Tiba Harga Emas Sudah Tembus US$ 4.200, Awas Ada Bahaya di Depan!

Dikutip dari Reuters, Dow Jones naik 0,68 persen atau 326,86 poin ke 48.254,82, pada penutupan perdagangan Rabu 12 November 2025 waktu setempat.

S&P 500 ditutup naik tipis 0,06 persen atau 4,31 poin ke posisi 6.850,92. Sementara, Nasdaq turun 0,26 persen menjadi 23.406,46.

Dari 11 sektor utama S&P 500, enam berakhir di zona hijau, dipimpin sektor kesehatan naik 1,36 persen dan keuangan naik 0,9 persen.

Dewan Perwakilan Rakyat AS dijadwalkan melakukan pemungutan suara untuk mengesahkan RUU pendanaan sementara (stopgap funding) yang akan memulihkan bantuan pangan, membayar pegawai federal, dan mengaktifkan kembali sistem pengendalian lalu lintas udara, sebelum ditandatangani Presiden Donald Trump.

“Langkah ini positif dari sisi sentimen karena menghapus salah satu risiko utama yang membebani pasar,” kata Bill Northey, Senior Investment Director U.S. Bank Wealth Management.

Kenaikan saham Goldman Sachs dan UnitedHealth Group sekitar 3,5 persen mendorong Dow Jones menutup rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut. Namun, saham teknologi unggulan justru tertekan Tesla jatuh 2,1 persen, Palantir berkurang 3,6 persen, dan Oracle minus 3,9 persen. Sementara saham AMD melonjak 9 persen setelah menetapkan target pendapatan data center 100 miliar Dolar AS.

Volume perdagangan relatif tipis, sebanyak 17,2 miliar saham berpindah tangan, lebih rendah dari rata-rata 20,5 miliar saham 20 sesi terakhir.

Penutupan pemerintahan menekan perekonomian dan mengurangi data resmi, memaksa pasar mengandalkan indikator swasta. Laporan ADP menunjukkan perusahaan swasta mengurangi rata-rata 11.250 tenaga kerja per minggu selama empat pekan terakhir, menandakan pelemahan pasar tenaga kerja.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Shutdown AS Akan Berakhir, Wall Street Euforia, IHSG-Rupiah Siap Pesta

Equityworld Futures | Shutdown AS Akan Berakhir, Wall Street Euforia, IHSG-Rupiah Siap Pesta

Equityworld Futures | Pasar keuangan Tanah Air kemarin bergerak dua arah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat di awal perdagangan akhirnya ditutup melemah tipis 0,04% ke level 8.391,24 pada Senin (10/11/2025). Sementara di sisi lain, rupiah justru melanjutkan tren positifnya dengan menguat 0,21% ke posisi Rp16.645 per dolar AS.

Equityworld Futures | Harga Emas Cetak 2 Rekor, Langsung Melesat ke Level US$ 4.100

Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup melemah berbalik arah pada Senin (10/11/2025). IHSG ditutup koreksi tipis 0,04% atau -3,35 poin ke level 8.391,24.

Walau pada pagi hari kemarinvindeks dibuka naik 0,58% dan sempat melesat 1% pada satu jam pertama sesi I. Penguatan IHSG terpangkas pada akhir sesi I menjadi 0,25%.

Sepanjang hari, indeks bergerak pada rentang 8.391,24-8.478,15. Sebanyak 389 saham naik, 300 turun, dan 267 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 20,61 triliun, melibatkan 43,38 miliar saham dalam 2,6 juta kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona hijau. Utilitas memimpin dengan penguatan 2,3% dan diikuti oleh properti (1,73%) serta bahan baku (1,07%).

Kemudian sektor energi turun paling dalam, yakni -3,52%. Finansial, kesehatan, dan konsumer primer, masing-masing turun 0,57%, 0,48%, dan 0,13%.

Sebanyak 371 saham menguat, 282 melemah dan 157 stagnan. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 416,04 miliar.

Adapun IHSG berbalik arah disebabkan oleh koreksi tajam saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Saham emiten milik Sinar Mas ini turun 12% ke level 88.000. DSSA menyeret indeks sebanyak -46,28 indeks poin.

Sementara itu, tiga saham terkuat yang mencoba mengungkit indeks hari ini adalah GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Barito Renewables Energy (BREN), dan Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE).

Beralih ke pasar valuta asing, rupiah ditutup menguat pada Senin (10/11/2025), Berdasarkan data Refinitiv, rupiah terapresiasi sebesar 0,21% ke level Rp16.645/US$. Penguatan ini sekaligus memperpanjang tren positif rupiah yang telah berlangsung selama tiga hari beruntun sejak 6 November 2025.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau tengah mengalami pelemahan 0,05% ke level 99,548.

Penguatan rupiah hari ini terjadi seiring dengan berlanjutnya pelemahan indeks dolar AS. DXY tercatat melemah sejak 5 November 2025 dan terus berlanjut hingga perdagangan Senin (10/11/2025).

Sementara pelemahan dolar AS terjadi setelah adanya kemajuan pembahasan di Kongres Amerika Serikat terkait upaya mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown). Senat pada Minggu waktu AS, menyetujui langkah awal untuk meloloskan rancangan undang-undang pendanaan pemerintah hingga 30 Januari 2026.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melandai ke 6,13% dari 6,14% pada akhir pekan lalu. Imbal hasil yang melandai menandai harga SBN sedang naik karena diburu investor.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Wall Street Sepekan Ini Diproyeksi Goyang, Investor Cermati Data Ekonomi AS dan Dampak Shutdown

Equityworld Futures | Wall Street Sepekan Ini Diproyeksi Goyang, Investor Cermati Data Ekonomi AS dan Dampak Shutdown

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street tergelincir dari rekor tertingginya, setelah gejolak saham teknologi dan data tenaga kerja lemah memicu kekhawatiran baru terhadap arah perekonomian Negeri Paman Sam.

Equityworld Futures | Harga Emas Bikin Spot Jantung, Ini Proyeksi Terbaru dari Lembaga Dunia

Para investor kini bersiap menghadapi pekan ini yang dinilai penuh ketidakpastian.

Mengutip Reuters,nSenin (10/11/2025), indeks S&P 500 menutup perdagangan Jumat (7/11/2025) dengan penurunan mingguan, setelah sebelumnya mencatat kenaikan selama tiga pekan berturut-turut. Indeks acuan itu kini terkoreksi sekitar 2,4 persen dari level tertingginya pada 28 Oktober lalu.

Kekhawatiran terhadap valuasi saham yang dinilai terlalu tinggi, khususnya saham-saham teknologi yang melonjak karena euforia kecerdasan buatan (AI), semakin membesar setelah munculnya data ketenagakerjaan yang lemah.

Salah satu laporan menunjukkan lonjakan pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan perusahaan AS.

Situasi ini diperparah oleh keterbatasan data ekonomi resmi akibat penutupan sebagian pemerintah federal AS (shutdown) sejak 1 Oktober, yang membuat publikasi data ekonomi oleh lembaga pemerintah tertunda.

“Kami tidak banyak mendapatkan data ekonomi. Pada valuasi saat ini dan setelah kenaikan yang besar, investor mulai lebih berhati-hati. Itu bukan hal buruk, tapi datang di saat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi meningkat,” ujar Anthony Saglimbene, Kepala Strategi Pasar di Ameriprise Financial.

Investor kini menimbang apakah koreksi yang terjadi merupakan profit-taking wajar setelah reli panjang, atau awal dari penurunan yang lebih tajam. Kekhawatiran akan terbentuknya “gelembung AI” membuat pelaku pasar tetap waspada.

Sejak awal tahun, S&P 500 masih mencatat kenaikan 14 persen, dan telah melonjak 35 persen dari titik terendah tahun ini pada April.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Wall Street Rebound, Saham Teknologi Naik Usai Data Tenaga Kerja AS di Atas Ekspektasi

Equityworld Futures | Wall Street Rebound, Saham Teknologi Naik Usai Data Tenaga Kerja AS di Atas Ekspektasi

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Rabu (5/11/2025) waktu setempat, dipimpin kenaikan saham-saham teknologi setelah data ketenagakerjaan sektor swasta menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan.

Equityworld Futures | Bukan China, Ada Kekuatan Lebih Ngeri di Balik Harga Emas Dunia

Berdasarkan laporan ADP, sektor swasta AS menambah 42.000 pekerjaan baru pada Oktober, melampaui proyeksi ekonom yang memperkirakan penambahan hanya 28.000 pekerjaan.

Meski demikian, beberapa sektor seperti jasa profesional dan bisnis masih mencatat penurunan tenaga kerja untuk bulan ketiga berturut-turut.

Data tersebut menjadi perhatian pelaku pasar di tengah kekhawatiran terhadap pelemahan pasar tenaga kerja dan penutupan sebagian pemerintahan AS yang kini menjadi yang terpanjang dalam sejarah.

Presiden Donald Trump kembali mendesak Partai Republik di Senat untuk menghapus aturan filibuster demi mengakhiri kebuntuan politik yang membuat roda pemerintahan tersendat.

Mengutip Reuters, kabar positif dari data ketenagakerjaan itu mendorong aksi beli di saham teknologi.

Indeks Nasdaq naik lebih dari 1 persen, sementara indeks semikonduktor Philadelphia (SOX) melesat 3,9 persen setelah sempat anjlok tajam sehari sebelumnya.

Saham Advanced Micro Devices (AMD) turut menguat 3,2 persen setelah perusahaan itu menyampaikan proyeksi pendapatan yang lebih optimistis.

“Pasar hari ini mengalami semacam relief rally,” ujar Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, New York.

Menurutnya, data ADP memberi sinyal bahwa kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja mungkin berlebihan.

Jika data resmi nanti menunjukkan tren serupa, optimisme pasar bisa semakin menguat.

Di akhir perdagangan, Dow Jones Industrial Average menguat 0,62 persen ke 47.377,06, S&P 500 naik 0,77 persen ke 6.823,92, dan Nasdaq Composite menanjak 1,15 persen ke 23.616,11.

Sementara itu, indeks global MSCI World turut naik 0,41 persen dan indeks Eropa STOXX 600 menguat 0,23 persen.

Di Asia, pasar saham sempat bergejolak.
Indeks Nikkei Jepang sempat anjlok hampir 7 persen dari rekor tertingginya, sedangkan Kospi Korea Selatan turun hingga 6,2 persen sebelum menutup perdagangan dengan pelemahan 2,9 persen.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Equityworld Futures | Wall Street Anjlok Berjemaah Imbas Kekhawatiran Valuasi Saham AI

Equityworld Futures | Wall Street Anjlok Berjemaah Imbas Kekhawatiran Valuasi Saham AI

Equityworld Futures | Indeks-indeks saham Wall Street ditutup anjlok berjemaah pada perdagangan Selasa (4/11/2025) waktu setempat. Penurunan ini dipicu aksi jual pada saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI), termasuk Palantir, di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap valuasi yang dinilai terlalu tinggi.

Equityworld Futures | Harga Emas Babak Belur! Dihajar “Musuh Abadinya”, Ambles ke US$3.900

Dikutip dari CNBC internasional, indeks S&P 500 anjlok 1,17% ke level 6.771,55. Indeks Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi ambles 2,04% ke posisi 23.348,64. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 251,44 poin (0,53%) menjadi 47.085,24.

Saham Palantir ambles sekitar 8%, meski perusahaan perangkat lunak itu membukukan kinerja kuartal III yang melampaui ekspektasi Wall Street dan memberikan panduan optimistis berkat pertumbuhan bisnis AI. Saham Palantir yang telah melonjak lebih dari 150% sepanjang tahun ini kini diperdagangkan di atas 200 kali laba per saham (forward P/E ratio).

Valuasi tinggi ini mencerminkan ekspektasi investor bahwa perusahaan-perusahaan AI akan terus mencatat lonjakan pendapatan dan laba secara signifikan untuk membenarkan harga saham yang tinggi.

Saham Oracle yang memiliki rasio P/E lebih dari 33 turun hampir 4%, memangkas sebagian kenaikan hampir 50% sejak awal tahun. Saham AMD juga merosot hampir 4%, sementara saham Nvidia dan Amazon ikut melemah.

Kenaikan saham-saham AI telah mendorong rasio harga terhadap laba (P/E ratio) ke depan S&P 500 ke level di atas 23, mendekati titik tertingginya sejak tahun 2000, menurut data FactSet.

Kepala Strategi Pasar di Ameriprise Anthony Saglimbene menilai, valuasi saham saat ini mulai ‘terlalu mahal’ tanpa adanya koreksi berarti dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami belum melihat tekanan besar di pasar sejak April. Laba perusahaan memang baik, tapi investor mulai bertanya, dengan besarnya belanja modal (capex) dari perusahaan teknologi besar, apakah pertumbuhan laba setahun ke depan akan cukup untuk membenarkan pengeluaran tersebut?,” ujarnya.

Demo Ewf
Demo Equityworld

Design a site like this with WordPress.com
Get started