Equityworld Futures | Bursa Pagi: Asia Dibuka Melaju, Dukung IHSG Keluar dari Tekanan Konsolidasi

Equityworld Futures | Bursa Pagi: Asia Dibuka Melaju, Dukung IHSG Keluar dari Tekanan Konsolidasi

Equityworld Futures | Mengawali pekan terakhir November, Senin (25/11), bursa saham Asia dibuka melaju kencang, melanjutkan tren kenaikan indeks saham acuan di bursa saham utama Eropa dan Wall Street yang mengakhiri pekan lalu dengan menguat. Investor mencermati jalannya pemilu di Hongkong. Indeks MSCI Asia ex-Jepang naik 0,27%.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeksASX 200, Australia sebesar 0,6%. Saham Westpac anjlok 1% terkena hukuman dari regulator terkait pelanggaran anti pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kenaikan indeks berlanjut 0,54% (36,40 poin) menjadi 6.746,20 pada pukul 8:10 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melaju 0,81% (186,80 poin) ke level 23.299,68, setelah dibuka melompat 0,79% didukung kenaikan harga saham Fast Retailing, Softbank Group dan Fanuc. Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka melesat 0,93% didorong kenaikan harga saham Samsung Electronics dan SK Hynix lebih dari 1%, dan berlanjut lebih tinggi 0,98% (20,64 poin) ke posisi 2.122,60.
Memperkuat tren kenaikan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melonjak 1,05% (278,27 poin) ke level 26.873,35 paa pukul 8:35. Indeks Shanghai Composite, China menguat 0,05% di posisi 2.886,77.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren kenaikan indeks di bursa saham global dan regional, setelah gagal membukukan kenaikan pada penutupanpekan lalu, turun 0,28% ke level 6.100. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange melorot 0,81% menjadi USD24,51.
Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih akan berkutat di fase konsolidasi namun berpotensi berbalik menguat. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya tekanan pelemahan di area negatif dengan potensi menguat.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, optimisme investor terkait perundingan dagang AS-China setelah kedua belah pihak mengatakan bahwa kesepakatan dagang kian dekat diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar.
Di sisi lain, terkoreksinya nilai tukar rupiah serta turunnya sejumlah harga komoditas yaitu minyak mentah, timah dan emas diprediksi akan menjadi katalis negatif di pasar.
IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan support di level 6.075 dan resistance di level 6.125. Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;

Saham: ICBP
(Buy, Support: Rp11.250, Resist: Rp11.550), INTP
(Buy, Support: Rp19.450, Resist: Rp20.200), LPPF
(Buy, Support: Rp3.530, Resist: Rp3.670), UNTR
(Buy, Support: Rp22.200, Resist: Rp23.300).
ETF: XPSG
( SELL , Support: Rp445, Resist: Rp448),R-LQ45X
( SELL , Support: Rp1.011, Resist: Rp1.018), XMTS
( SELL , Support: Rp486, Resist: Rp490).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup sedikit menguat, namun membukukan penurunan mingguan pertama dalam lebih dari sebulan terakhir. Kekhawatiran perundingan dagang AS-China masih menghantui pasar, meskipun Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS-China sudah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan. Sebelumnya, Presiden Cina Xi Jinping menegaskan bahwa Beijing ingin mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS tetapi tidak takut untuk “melawan.” Indeks sentimen konsumen AS periode November naik menjadi 96,8 dari 95,5 pada Oktober, lebih baik ekspektasi. Indikator IHS Markit untuk sektor jasa dan manufaktur AS juga naik.
Para investor melakukan profit taking . Indeks S&P 500 melemah 0,3% secara mingguan dan mengakhiri penguatan beruntun enam pekan. Dow Jones turun 0,5% mengakhiri kenaikan beruntun tujuh pekan. Nasdaq, turun 0,3% secara mingguan. Namun selama sebulan terakhir S&P dan Dow Jones melonjak sekitar 4% dan Nasdaq melompat 5,1%. Saham Nordstrom melambung lebih dari 10% karena pendapatan yang lebih baik dari perkiraan . Sebaliknya Intuit anjlok lebih dari 4% karena kinerja laba yang mengecewakan.

Dow Jones Industrial Average naik 0,39% (109,33 poin) ke level 27,875,62.
S&P 500 menguat 0,22% (6,75 poin) menjadi 3.110,29.
Nasdaq Composite bertambah 0,16% (13,67 poin) ke posisi 8.519,88.

Equityworld Futures

Sepekan, Saham AS Tertekan Data Ekonomi | Equityworld Futures

Bursa saham utama Eropa mengakhiri pekan lalu dengan mencatatkan kenaikan tertinggi dalam 3 pekan terakhir, merespon positif indikator perekonomian zona Eropa, diwarnai sentimen positif retorika kesepakatan perdagangan AS-China . Indeks STOXX 600 naik 0,44% menjadi 403,98, dipimpin kenaikan harga saham sektor pertambangan sebesar 2%. Indeks PMI IHS Markit flash bulan November turun menjadi 50,3 dari 50,6 pada Oktober, sedikit di atas batas kontraksi. Pesanan barang domestik dan ekspor menunjukkan sinyal penguatan. Aktivitas bisnis di Prancis sedikit meningkat di bulan ini. Jerman terhindar dari resesi pada kuartal ketiga karena PDB naik 0,1% didukung peningkatan eksport 1% .
Namun PMI flash Inggris menunjukkan kontraksi di sektor jasa maupun manufaktur. PMI Manufaktur turun menjadi 48,3 dari 49,6 pada Oktober, sedangkan PMI jasa anjlok ke level terendah sejak pertengahan 2016 dipicu ketidakpastian Brexit yang menyebabkan penurunan tajam poundsterling, di posisi 48,6. Saham Umicore dan Johnson Matthey melorot 4% dan 4,7% karena pemotongan target harga oleh UBS dab Deutsche Bank. Edenred terpeleset 2,4% setelah mengumumkan adanya infeksi malware dalam jaringan solusi pembayaran mereka.

PT Equity World | AS-China Tarik-Ulur, Yen Jadi Naik-Turun

PT Equity World | AS-China Tarik-Ulur, Yen Jadi Naik-Turun

PT Equity World | Nilai tukar yen melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/11/19), melanjutkan pelemahan tipis Kamis kemarin. Padahal di awal perdagangan kemarin, mata uang Negeri Matahari Terbit ini mampu menekan dolar AS cukup dalam, tetapi justru berakhir melemah di akhir.

Pada pukul 9:30 WIB pagi ini, yen diperdagangkan di level 108,65/US$, melemah tipis 0,02% di pasar spot berdasarkan data Refinitiv.

Panas-dingin hubungan AS dengan China membuat kurs yen naik turun. Yen terkenal dengan statusnya sebagai aset aman (safe haven), saat hubungan AS-China memanas maka daya tariknya akan meningkat, harganya akan menguat, begitu juga sebaliknya.

Reuters pada hari Rabu melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.

Pemberitaan dari Reuters tersebut mengutip pakar-pakar di bidang perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.

“Beberapa orang China percaya bahwa China dan AS dapat mencapai kesepakatan segera. China menginginkan kesepakatan tetapi siap untuk skenario terburuk, perang dagang yang berkepanjangan” kata Hu Xijin, editor tabloid China Global Times yang terafiliasi dengan pemerintah, melalui Twitter, Rabu.

Akibat kabar tersebut selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar memburuk, dampaknya aset-aset berisiko berguguran, dan yen menguat 0,3% ke 108,27/US$ di awal perdagangan Kamis.

PT Equity World

Wakil PM China Undang Delegasi AS, Bursa Saham Asia Menghijau | PT Equity World

Namun, memasuki perdagangan sesi AS kemarin, kabar baru berhembus yang membuat yen berbalik melemah hingga pagi ini. China dikabarkan ingin bertemu langsung dengan AS, tidak hanya via telepon.

“China akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan AS karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka” kata Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu Wall Street Journal yang mengutip dari sumber terkait mengatakan Beijing sudah mengundang para negosiator AS untuk mengadakan perundingan face-to-face.

Akibatnya, sentimen pelaku pasar kembali membaik, yen pun ditinggalkan. Sampai ada kejelasan apakah kesepakatan ditandatangani atau tidak, kurs yen melawan dolar AS akan terus dibuat naik turun di kisaran 108-109,30/US$.

PT Equity World | Wall Street memerah dibayangi kekhawatiran kemajuan kesepakatan perdagangan AS-China

PT Equity World | Wall Street memerah dibayangi kekhawatiran kemajuan kesepakatan perdagangan AS-China

PT Equity World | Wall Street ditutup memerah pada akhir perdagangan Rabu (20/11) dipicu oleh kekhawatiran kesepakatan perdagangan fase satu Amerika Serikat-China tidak selesai pada tahun ini. Sementara itu, risalah pertemuan kebijakan The Fed pada Oktober tak banyak membantu.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 112,93 poin atau 0,40% ke 27.821,09, S&P 500 turun 11,72 poin atau 0,38% ke 3.108,46 dan Nasdaq Composite turun 43,92 poin atau 0,51% ke 8.526,73.

Mengutip Reuters, risalah The Fed memberi sedikit panduan tentang apa yang akan menyebabkan para pembuat kebijakan mengubah pandangan mereka setelah memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan ketiga kalinya tahun ini pada Oktober lalu dan mengisyaratkan mereka telah selesai melakukan pelonggaran kebijakan.

Wall Street memerah setelah aksi Senat AS yang bertujuan melindungi hak asasi manusia di Hong Kong di tengah protes berkepanjangan tampaknya akan meningkatkan ketegangan AS-China.

Kemudian, pasar saham memperdalam kerugian, mencapai sesi terendah pada sore hari setelah laporan Reuters yang mengutip pada ahli dan orang-orang yang dekat dengan Gedung Putih mengatakan penyelesaian kesepakatan dagang AS-China bisa molor, melewati akhir tahun ini.

PT Equity World

Wall Street Dibuka Memerah Menyusul Kaburnya Prospek AS-China | PT Equity World

“Kami memiliki tenggat waktu 15 Desember yang ditetapkan Trump untuk pemberlakuan tarif yang lebih tinggi. Harapannya di pasar bahwa kesepakatan fase satu akan dilakukan sebelum itu,” kata Scott Ladner, Kepala investasi Horizon Investments seperti dikutip Reuters.

Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior LPL Financial khawatir ketegangan AS-China atas Hong Kong bisa menjadi faktor besar dalam kemajuan kesepakatan perdagangan.

“Jelas bahwa laporan itu menyebabkan sedikit kegelisahan mengingatkan kita bahwa pasar dipimpin oleh perundingan dagang,” kata Detrick.

Koreksi pasar pada Rabu berbasis luas. Sektor teknologi yang sensitif terhadap perdagangan turun 0,7%. Indeks bahan turun 1,2%, indeks keuangan yang sensitif terhadap suku bunga turun 0,5%

PT Equity World | Yeay Asing Masuk Lagi! BBRI, BBCA & MKPI Diborong Asing

PT Equity World | Yeay Asing Masuk Lagi! BBRI, BBCA & MKPI Diborong Asing

PT Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,05% di level 6.155,11 pada perdagangan Rabu ini (20/11/2019) setelah sempat terkoreksi di awal perdagangan seiring dengan tekanan sentimen global.

Data perdagangan mencatat, IHSG sebetulnya mengawali perdagangan di zona merah. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,26% ke level 6.136,25. Per akhir sesi satu, koreksi indeks saham acuan di Indonesia adalah sebesar 0,08% ke level 6.147,07.

Beruntung, IHSG berhasil membalikkan keadaan pada penutupan perdagangan sesi dua. Nilai transaksi hari mencapai Rp 6,55 triliun, lebih rendah dari perdagangan Selasa kemarin yakni Rp 7,23 triliun, tapi lebih besar dari transaksi pada Senin sebelumnya yang hanya Rp 5,47 triliun.

Investor asing pun kembali membukukan beli bersih (net buy) Rp 102 miliar terutama karena adanya beli bersih di pasar reguler Rp 133,35 miliar, sementara di pasar nego dan tunai terjadi jual bersih (net sell) Rp 31,47 miliar. Tren beli bersih ini berlanjut, setelah Selasa kemarin juga asing masuk mencapai Rp 205 miliar.

Mengacu data perdagangan BEI, ada lima saham dengan catatan beli bersih asing cukup besar di antaranya:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan beli bersih Rp 215,63 miliar, harga saham naik tipis 0,72% di level Rp 4.220/saham.
  2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan catatan beli bersih Rp 111,6 miliar, harga saham naik 0,55% di level Rp 31.750/saham.
  3. PT Metropolitan Kentjana Tak (MKPI) dengan beli bersih Rp 32,17 miliar, harga saham stagnan Rp 13.500.
  4. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) beli bersih Rp 12,33 miliar, saham naik 1,14% di level Rp 1.335/saham.
  5. PT United Tractors Tbk (UNTR) beli bersih Rp 12,11 miliar, saham naik 1% di level Rp 22.675/saham,

PT Equity World

IHSG rawan terkoreksi seiring pelemahan bursa Asia | PT Equity World

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru kompak melaju di zona merah: indeks Nikkei turun 0,62%, indeks Shanghai melemah 0,78%. indeks Hang Seng jatuh 0,75%, indeks Straits Times terkoreksi 0,35%, dan indeks Kospi berkurang 1,3%.

Memudarnya optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Kini, prospek ditekennya kesepakatan dagang tahap satu yang begitu dinanti-nantikan oleh pelaku pasar menjadi berwarna abu-abu.

CNBC International melaporkan bahwa pejabat pemerintahan China kini pesimistis terkait prospek kesepakatan dagang tahap satu.

Sementara dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia terkait dengan keputusan suku bunga acuan pada esok, Kamis 21 November.

PT Equity World | Wall Street Dibuka Melemah di saat China Pesimistis

PT Equity World | Wall Street Dibuka Melemah di saat China Pesimistis

PT Equity World | Wall Street dibuka melemah pada awal pekan ini. Bursa saham AS terkena sentimen negatif dari perang dagang antara AS dan China.

Melansir Reuters, New York, Senin (18/11/2019), ada laporan mengenai suasana ‘hati’ China atas kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat yang terlihat pesimistis. Hal ini dikarenakan keengganan Presiden Donald Trump untuk menurunkan tarif, padahal sebelumnya China meyakini Amerika Serikat telah setuju.

Pada pembukaannya, Dow Jones turun 7 poin atau 0,03% sementara itu S&P 500 turun 3,73 poin atau 0,12%. Sementara itu, Nasdaq turun 8 poin atau 0,1%.

Sebelumnya, pada akhir pekan lalu Wall Street ditutup pada level tertinggi pada akhir perdagangan Jumat, dipicu optimisme baru atas potensi ketegangan perdagangan AS-China. Selain itu ditopang oleh kenaikan besar saham perusahaan kesehatan.

PT Equity World

Investor Tunggu Kejelasan Perundingan AS-China, Wall Street Menguat Tipis | PT Equity World

Dow Jones Industrial Average naik 222,93 poin atau 0,8% menjadi 28.004,89. Kemudian S&P 500 naik 23,83 poin, atau 0,77% menjadi 3.120,46 dan Nasdaq Composite menambahkan 61,81 poin, atau 0,73%, menjadi 8.540,83.

Benchmark S&P 500 mencatat kenaikan berturut-turut dalam enam minggu ini. Kenaikan mingguan terpanjang dalam dua tahun, sementara Dow Jones mencapai 28.000 untuk pertama kalinya.

PT Equity World | China-AS Lakukan Diskusi tentang Kesepakatan Dagang Tahap Satu

PT Equity World | China-AS Lakukan Diskusi tentang Kesepakatan Dagang Tahap Satu

PT Equity World | Wakil Perdana Menteri China Liu He melakukan pembicaraan dengan berbicara dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer tentang kesepakatan perdagangan fase satu melalui telepon pada Sabtu (16/11/2019). Menurut Xinhua, Senin (18/11/2019), kedua belah pihak melakukan diskusi konstruktif tentang keprihatinan masing-masing negara dan setuju untuk tetap berhubungan erat. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow sebelumnya sempat mengatakan bahwa Washington dan Beijing hampir mencapai kesepakatan. “Kami semakin dekat, dimana suasana sudah cukup bagus yang jarang terjadi,” kata Kudlow, seperti mengutip CNBC.

PT Equity World

Pembicaraan Dagang Konstruktif, AS-China (Sementara) Mesra | PT Equity World

Di Wall Street, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup dengan rekor tertinggi pada Jumat lalu di tengah optimisme baru tentang pembicaraan perdagangan setelah komentar Kudlow. Kementerian Perdagangan China mengatakan tarif harus dibatalkan untuk mengakhiri perang dagang. “Jika kedua belah pihak mencapai perjanjian fase satu, tingkat pengembalian tarif sepenuhnya akan mencerminkan kesuksesan perjanjian fase satu,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng. Gedung Putih dilaporkan masih mempertimbangkan gagasan menurunkan tarif. Presiden AS Donald Trump mengatakan di depan umum bahwa ia belum setuju untuk menurunkan tariff terhadap barang China. The Wall Street Journal melaporkan bahwa Beijing juga masih ragu untuk mengimpor sejumlah komoditas pertanian AS dalam suatu kesepakatan. Sedangkan Trump mengklaim Beijing setuju untuk membeli hingga 50 miliar dollar AS dalam bentuk barang pertanian AS. AS dan China sepakat untuk gencatan senjata dalam perang dagang awal bulan ini, setelah kedua negara ekonomi terbesar dunia itu saling balas mengenakan bea masuk senilai miliaran dollar AS.

Equity World | Wall Street Ditutup Varian, S&P 500 Sentuh Rekor Baru Lagi

Equity World | Wall Street Ditutup Varian, S&P 500 Sentuh Rekor Baru Lagi

Equity World | Wall Street ditutup varian pada perdagangan Kamis (15/11/2019) waktu setempat. Di mana S&P 500 naik tipis dan menyentuh rekor penutupan baru.

Hal ini dikarenakan sentimen dari perkiraan buruk dari para pendukung perusahaan teknologi Cisco Systems diimbangi oleh laporan kuat dari pengecer kotak besar Walmart.

Melansir reuters, New York, Jumat (15/11/2019), Dow Jones Industrial Average turun 1,63 poin atau 0,01%, menjadi 27.781,96, S&P 500 naik 2,59 poin, atau 0,08% menjadi 3.096,63. Nasdaq Composite turun 3,08 poin atau 0,04% menjadi 8.479,02.

Wall Street

Saham Cisco (CSCO.O) jatuh 7,3% setelah pembuat gear jaringan memperkirakan pendapatan dan laba kuartal kedua di bawah ekspektasi karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi global membuat klien jauh dari pengeluaran lebih banyak untuk router dan switch-nya.

Penurunan saham Cisco membebani sebagian besar indeks utama dan membuat sektor teknologi terseret turun 0,1%.

Sebaliknya, Walmart (WMT.N) menaikkan prospek tahunannya, dan pengecer terbesar di dunia itu membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. Selain itu, penjualannya yang sebanding dan pertumbuhan e-commerce di pasar terbesarnya selama kuartal ketiga.

Equity World

Pelaku Pasar Galau, Wall Street Dibuka Variatif | Equity World

“Kami telah melihat masa depan ekonomi ini, konsumen AS, yang tetap tangguh dan tetap berada di tempat yang sehat di depan kerangka waktu liburan yang sangat penting untuk ekonomi,” kata Margaret Reid, manajer portofolio senior di The Private Bank di Union Bank di San Francisco.

Musim pelaporan perusahaan kuartal ketiga hampir berakhir dengan sekitar tiga perempat perusahaan S&P 500 membukukan laba di atas ekspektasi. Akan tetapi dengan pendapatan yang diperkirakan telah menurun 0,4% secara keseluruhan dari periode tahun sebelumnya, menurut Refinitiv.

Ketua Fed Jerome Powell pada hari Kamis mengatakan risiko ekonomi AS menghadapi pukulan dramatis sangat kecil, dan investor selanjutnya akan mencari data penjualan ritel AS pada hari Jumat untuk mengukur kesehatan ekonomi.

Di perdagangan Kamis, sektor properti naik paling tinggi 0,8%. Sementara itu, sektor energi dan konsumsi melemah bersama dengan teknologi.

Equity World | AS-China Suram, Wall Street Malah Menghijau Ditopang Disney

Equity World | AS-China Suram, Wall Street Malah Menghijau Ditopang Disney

Equity World | Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (13/11/2019) atau Kamis pagi waktu Indonesia, setelah dua indeks utama di bursa saham AS yakni indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 menguat masing-masing 0,33% dan 0,07% seiring dengan sokongan beberapa saham blue chips atau unggulan.

Data perdagangan mencatat, Dow Jones (DJIA) ditutup menguat 92,10 poin atau 0,33% di level 27.783,59 dan S&P juga naik 2,20 poin atau 0,07% di level 3.094, sementara indeks Nasdaq melorot 3,39 poin atau 0,05% di level 8.482,10.

Saat dibuka tadi malam, tiga indeks ini terpeselet setelah investor dihadapkan pada kenyataan bahwa prospek negosiasi dagang AS-China kian buram. Pada pembukaan, Dow Jones melemah 52 poin (-0,2%), indeks Nasdaq turun 26,7 poin (-0,32%) dan indeks S&P 500 susut 6,57 poin (-0,21%).

CNBC International dalam ulasannya mencatat saham Disney mampu mengangkat Dow Jones ke rekor baru, tapi kekhawatiran seputar kesepakatan perdagangan AS-China membuat pasar belum mampu leluasa bergerak.

Saham Disney melonjak 7,32% setelah raksasa media asal AS itu mengklaim bahwa Disney +, layanan streaming video-nya, bisa mendapat lebih dari 10 juta pendaftar setelah diluncurkan.

Adapun saham SmileDirectClub anjlok 20,31% setelah perusahaan jasa dokter gigi online itu merilis hasil kuartalan pertamanya sejak go public pada September.

Investor dinilai masih akan mengalihkan perhatian mereka pada Kamis ini (14/11) terkait dengan agenda Komite Ekonomi Gabungan Kongres dari bank sentral AS, The Fed. Sebanyak tujuh pejabat The Fed dijadwalkan untuk memberikan sambutan, termasuk sang Gubernur The Fed, Jerome Powell.

Dalam pernyataan sebelumnya, Powell mengatakan bahwa suku bunga acuan tak akan banyak diubah selama ekonomi AS masih tumbuh.

“Kami melihat posisi kebijakan moneter saat ini masih akan mendukung selama informasi yang masuk seputar ekonomi secara umum masih konsisten dengan perkiraan kami yakni bertumbuh moderat, pasar tenaga kerja kuat, dan inflation mendekati target plus-minus 2%,” tuturnya.

Namun, Powell mewaspadai tantangan inflasi dan efek pelemahan ekonomi dari luar negeri. Sejauh ini, The Fed telah memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kali pada Oktober.

Equity World

Saham Asia Dibuka Bervariasi Setelah Pidato Powell Tadi Malam | Equity World

“Dalam testimoni di kongres, Powell akan memberitahu bahwa ekonomi AS masih bagus meski menurutnya belum bisa menolerir Fed Funds Rate di atas 1,75%,” ujar Peter Boockvar, Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Walmart, Viacom, Nvidia dan Applied Materials menjadi deretan perusahaan yang dijadwalkan melaporkan laba bersih kuartalan pada Kamis ini.

Di sisi lain, satu sentimen yang juga tetap menjadi perhatian ialah damai dagang AS-China. CNBC International melaporkan, berdasarkan sumber mereka, bahwa AS berusaha mengamankan konsesi yang lebih kuat dalam perjanjian kedua negara terkait dengan isu pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa, dengan imbalan pengembalian tarif.

The Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa pembicaraan antara kedua belah pihak memang buntu, apakah AS harus mencabut tarif yang sekarang berlaku atau hanya menunda tarif tambahan yang baru dikenakan pada 15 Desember.

Laporan media AS tersebut dirilis setelah Presiden AS Donald Trump, di forum the Economic Club di New York, mengatakan bahwa China “ngebet” untuk meneken kesepakatan dagang. Namun, dia tak memberikan detail mengenai pembicaraan yang sedang berlangsung.

Equity World | Nikkei Jepang dibuka datar, setelah Wall Street ditutup bervariasi

Equity World | Nikkei Jepang dibuka datar, setelah Wall Street ditutup bervariasi

Equity World | Indeks saham Nikkei pada dibuka cenderung datar pada perdagangan Selasa pagi, karena kurangnya petunjuk baru bagi investor setelah Wall Street ditutup bervariasi semalam.

Pada pukul 09.15 waktu setempat, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Saham Tokyo (TSE) bertambah hanya 0,09 persen atau 21,80 poin, dari tingkat penutupan Senin (11/11/2019), menjadi diperdagangkan di 23.353,64 poin.

Sementara itu, Indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di Bursa Saham Tokyo turun tipis 2,26 poin atau 0,13 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.701,77 poin.

Saham-saham yang berhubungan dengan transportasi laut dan ritel memimpin kenaikan, sementara saham-saham produk karet dan logam non-besi paling banyak menurun di menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi.
Indeks S&P 500 dan Indeks Nasdaq di Wall Street turun dari rekor tertingginya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena ketidakpastian tentang kemajuan pembicaraan perdagangan AS-China muncul kembali ke permukaan menyusul komentar Presiden Donald Trump, sementara lonjakan saham Boeing mengangkat Dow sedikit lebih tinggi.

Equity World

Tunggu Pidato Trump, Wall Street Dibuka Menguat Tipis | Equity World

Investor berharap kesepakatan perdagangan “fase satu” telah menjadi faktor kunci yang mendukung saham baru-baru ini, tetapi Trump mengatakan pada Sabtu (9/11/2019) bahwa Amerika Serikat hanya akan membuat kesepakatan perdagangan jika itu adalah “kesepakatan yang tepat” untuk Amerika, menambahkan bahwa pembicaraan tersebut telah bergerak lebih lambat daripada yang diinginkannya.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,25 poin atau 0,04 persen, menjadi berakhir di 27.691,49 poin. Indeks S&P 500 turun 6,07 poin atau 0,20 persen, menjadi ditutup pada 3.087,01 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 11,03 poin atau 0,13 persen, menjadi berakhir pada 8.464,28 poin.

Pasar saham Asia memulai dengan lamban pada Selasa pagi di tengah ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan China-AS dan situasi politik domestik di Hong Kong.

Fokus pasar sekarang tertuju kepada pidato Presiden AS Donald Trump di Economic Club of New York pada Selasa waktu setempat, menunggu seandainya ada kata baru tentang kesepakatan perdagangan AS-China fase satu.

Equity World | Hong Kong Membara (Lagi), Bursa Saham Asia Berguguran

Equity World | Hong Kong Membara (Lagi), Bursa Saham Asia Berguguran

Equity World | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan pertama di pekan ini, Senin (11/11/2019), di zona merah.

Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei turun 0,26%, indeks Shanghai anjlok 1,83%, indeks Hang Seng ambruk 2,62%, indeks Straits Times terkoreksi 0,72%, dan indeks Kospi berkurang 0,61%.

Ada dua sentimen utama yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning, Pertama, prospek terkait kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China yang kini semakin berwarna abu-abu.

Sebelumnya, China mengabarkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan AS untuk menghapuskan bea masuk tambahan yang sudah dikenakan oleh masing-masing negara selama perang dagang berlangsung, seperti dilansir dari CNBC International.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengabarkan bahwa kedua belah pihak telah setuju untuk secara bersama-sama menghapuskan bea masuk yang menyasar produk impor dari masing-masing negara senilai ratusan miliar tersebut. Penghapusan bea masuk disebut China akan dilakukan secara bertahap.

Dirinya kemudian menambahkan bahwa kedua belah pihak kini telah semakin dekat untuk menandatangani kesepakatan dagang tahap satu, menyusul negosiasi yang konstruktif dalam dua pekan terakhir.

Namun, pihak AS kemudian membantah klaim dari China tersebut. Penasehat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menegaskan bahwa pihak AS tak pernah menyepakati hal tersebut dengan China. Navarro pun menilai China tengah melakukan upaya propaganda.

“Tidak ada kesepakatan untuk saat ini yang menghapuskan semua tarif yang diberlakukan sebagai kondisi untuk kesepakatan dagang fase pertama,” tegas Navarro dalam wawancara dengan Fox Business Network, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/11/2019).

“Mereka hanya bernegosiasi di ranah publik dan tengah mencoba mendorong (kesepakatan) ke satu arah.” tambah Navarro.

Perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump menjadi pihak yang membantah klaim dari pihak China. Menjelang akhir pekan kemarin, Trump mengatakan bahwa dirinya belum setuju untuk menghapuskan bea masuk tambahan yang diberlakukan Washington terhadap produk impor asal China.

“Mereka ingin ada penghapusan. Saya belum menyetujui apapun,” kata Trump pada hari Jumat waktu setempat (8/11/2019), dilansir dari CNBC International.

Sentimen kedua yang menjadi penyebab bursa saham Asia diterpa tekanan jual adalah aksi demonstrasi di Hong Kong yang tak kunjung padam. Pada hari ini, seorang perwira polisi Hong Kong terekam video ketika sedang menembak demonstran yang mengenakan topeng. Polisi itu juga terlihat memukul salah seorang demonstran.

Kejadian selama bentrokan itu disiarkan langsung di Facebook. Akibat demonstrasi yang membara ini, aktivitas selama jam sibuk di Hong Kong menjadi terganggu.

Untuk diketahui, sejauh ini perekonomian Hong Kong sudah sangat tersakiti oleh aksi demonstrasi yang tak kunjung. Aksi demonstrasi besar-besaran yang dalam beberapa waktu terakhir terjadi di Hong Kong pada awalnya dipicu oleh penolakan terhadap RUU ekstradisi.

Equity World

Pasar Asia Melambat Tunggu Kemajuan Trade War Dan Perkembangan Situasi Di Hong Kong | Equity World

Beberapa waktu yang lalu, Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong merilis pembacaan awal untuk data pertumbuhan ekonomi periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ).

Lantaran pada kuartal II-2019 perekonomian Hong Kong sudah terkontraksi sebesar 0,4% secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi yang kembali negatif secara kuartalan pada kuartal III-2019 resmi membawa Hong Kong mengalami resesi untuk kali pertama sejak tahun 2009, kala krisis keuangan global menerpa.

Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Melansir World Economic Outlook edisi April 2018 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), Hong Kong merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar ke-35 di dunia. Walaupun tidak sebesar AS dan China yang kini tengah terlibat perang dagang, tentu posisi Hong Kong di tatanan perekonomian dunia tak bisa dianggap sepele.

Design a site like this with WordPress.com
Get started