Equityworld Futures | Hore! The Fed Berniat Pangkas Bunga, Bursa Asia Tancap Gas

Equityworld Futures | Hore! The Fed Berniat Pangkas Bunga, Bursa Asia Tancap Gas

Equityworld Futures | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan hari ini di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,06%, indeks Shanghai menguat 0,44%, indeks Hang Seng naik 0,51%, indeks Straits Times terapresiasi 0,4%, dan indeks Kospi bertambah 0,57%.

Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis risalah (minutes of meeting) pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Juni 2019.

Melalui risalah ini, semakin terkonfirmasi bahwa The Fed memiliki intensi untuk memangkas tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat, kemungkinan pada bulan ini juga. Para pejabat bank sentral Negeri Paman Sam memandang bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan perlu dieksekusi guna menjaga laju perekonomian.

“Beberapa anggota melihat bahwa pemangkasan federal funds rate dalam waktu dekat dapat membantu meminimalisir dampak dari guncangan terhadap ekonomi di masa depan,” tulis risalah rapat The Fed, dilansir dari CNBC International.

Perang dagang antara AS dengan China menjadi faktor yang dianggap berpotensi membawa guncangan bagi perekonomian AS. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

“Para anggota secara umum setuju bahwa risiko terhadap prospek perekonomian telah meningkat semenjak pertemuan pada bulan Mei, utamanya risiko yang berkaitan dengan negosiasi dagang yang tengah berlangsung dan perlambatan ekonomi di negara-negara lain.”

Lebih lanjut, testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell semakin mengukuhkan optimisme bahwa tingkat suku bunga acuan akan segera dipangkas. Kemarin (10/7/2019) waktu setempat, Powell memberikan testiomi di hadapan House Financial Services Committee terkait laporan kebijakan moneter semi tahunan.

Dalam testimoninya, Powell menyebut bahwa investasi dari pelaku usaha di sana telah menunjukkan perlambatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir seiring dengan ketidakpastian yang menyelimuti prospek perekonomian.

Equityworld Futures

The Fed Tak Terlalu Dovish, Bursa Saham Asia Berguguran | Equityworld Futures

“Banyak anggota FOMC sebelumnya melihat bahwa urgensi untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih akomodatif telah meningkat. Sejak saat itu, berdasarkan data yang dirilis dan berbagai perkembangan lainnya, nampak bahwa ketidakpastian terkait perang dagang dan kekhawatiran mengenai laju perekonomian dunia telah terus membebani prospek perekonomian AS.”

Di tengah perang dagang AS-China yang belum juga bisa diselesaikan, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan, apalagi jika signifikan, merupakan opsi terbaik guna menyelamatkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing.

Mengingat AS merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, laju perekonomian AS yang relatif oke tentu akan memberi dampak positif bagi perekonomian negara-negara lain.

PT Equityworld | Keyakinan Konsumen Memburuk, Dolar Australia Melemah Lagi

PT Equityworld | Keyakinan Konsumen Memburuk, Dolar Australia Melemah Lagi

PT Equityworld | Dolar Australia kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (10/7/19). Jika Selasa kemarin terbebani penurunan keyakinan dunia usaha, kini Mata Uang Kanguru tertekan merosotnya keyakinan konsumen Australia.

Pada pukul 13:00 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.775,91, atau melemah 0,09% di pasar spot, setelah turun 0,48% Selasa kemarin, melansir data Refinitiv.

Westpac Banking Corp. melaporkan tingkat keyakinan konsumen Australia turun menjadi -4,1% di bulan ini dari bulan sebelumnya -0,6%.

Konsumen Negeri Kanguru saat ini menjadi paling pesimistis dalam dua tahun terakhir, padahal Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sudah memangkas suku bunga sebanyak dua kali dalam dua bulan terakhir hingga ke rekor terendah 1%.

PT Equityworld

Dolar AS Naik Terhadap Sebagian Besar Anggota G10 | PT Equityworld

Akibat buruknya data ekonomi tersebut, dolar Australia masih tertahan di dekat titik terendah dua setengah tahun.

Berikut beberapa kurs jual beli dolar Australia yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.

Bank Kurs Beli Kurs Jual
BCA 9.774,20 9.824,20
BRI 9.769,43 9.908,41
Mandiri 9.743,00 9.849,00
BNI 9.749,00 9.819,00

Equityworld Futures | Mari Simak Saham-saham Layak Beli Versi Broker

Equityworld Futures | Mari Simak Saham-saham Layak Beli Versi Broker

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan ditutup terkoreksi 0,34% ke level 6.351,83 pada perdagangan Senin kemarin, (8/7/2019). Semenjak awal dagang, IHSG sudah terkoreksi 0,21%.

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,98%, indeks Shanghai ambruk 2,58%, indeks Hang Seng melemah 1,54%, indeks Straits Times jatuh 1,12%, dan indeks Kospi terkoreksi 2,2%.

Sebelum memulai perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2019) dibuka, berikut saham-saham yang direkomendasikan broker sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia yang layak disimak:

  1. Indosurya Sekuritas – Rilis Penjualan Ritel Jadi Katalis IHSG
    Rilis data tentang penjualan ritel yang akan dilansir hari ini, berpotensi mengalami peningkatan, hal ini tentunya dapat menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan IHSG pada hari ini. Untuk jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend, hari ini peluang kenaikan masih akan terlihat pada IHSG. Diperkirakan, IHSG akan bergerak pada kisaran 6.302 – 6.488

Saham pilihan:

SMRA
BSDE
TLKM
HMSP
  1. Binaartha Sekuritas – IHSG Menguji Level 6.390
    IHSG ditutup melemah 0,34% di level 6351,82 pada 8 Juli 2019. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada 6.328,57 hingga 6.305,33. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range level 6.371,21 hingga 6.390,61.

Berdasarkan indikator, MACD sudah berada di area positif. Sementara itu, terlihat bahwa Stochastic dan RSI sudah berada di area netral. Sebagai informasi tambahan, terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance.

Saham pilihan:

BMRI
INCO
INTP
LPCK
  1. Panin Sekuritas – IHSG Berpotensi Menguat
    Sepanjang perdagangan kemarin IHSG terkoreksi mengikuti bursa saham Asia. Namun, penurunan ini masih sangat terbatas pada support MA20 dan juga di atas level 6.350, sehingga secara teknikal IHSG belum mengakhiri trennya.

Pasar masih minim sentimen dengan nuansa window dressing, saham-saham lapis kedua atau second liner akan menguasai perdagangan hari ini. Diperkirakan, IHSG menguat pada level 6.330 – 6.380.

Saham pilihan:

AGII
AGRO
HKMU
WIKA

Equityworld Futures

Bursa Saham Asia Bergerak | Equiatyworld Futures

  1. Mega Capital Sekuritas – Pasar Menanti Suku Bunga The Fed
    Pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin, Senin (8/7/2019) disebabkan oleh ketidakpastiaan The Fed dalam menurunkan tingkat suku bunganya yang berdampak pada ekspekstasi perdagangan di bursa.

Hal serupa juga dialami oleh Wallstreet. Koreksi dipicu saham Apple yang memicu tekanan jual saham teknologi lainnya. Selain itu, pasar juga masih menunggu keputusan The Fed dalam menetapkan suku bunga di AS.

Saham pilihan:

ASII
BNGA
INDY
ANTM

Equityworld Futures | Investasi di Saham Asuransi, Mana yang Paling Cuan?

Equityworld Futures | Investasi di Saham Asuransi, Mana yang Paling Cuan?

Equityworld Futures | Emiten asuransi masuk dalam sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga saat ini ada 15 emiten yang tercatat dalam subsektor ini. Kalangan analis menulis sektor asuransi merupakan sektor tak terlalu agresif pergerakannya, hal ini mencerminkan likuiditasnya yang rendah.

Pelaku pasar juga tak ayal jarang melirik emiten-emiten ini lantaran sahamnya yang dinilai tak likuid. Salah satu sebabnya karena kapitalisasi pasarnya (market cap) yang tak terlalu beras.

“Memang likuiditasnya kurang baik, sehingga kurang menarik. Mungkin market cap-nya [kapitalisasi pasar] juga kurang besar,” kata Suria Dharma, analis Samuel Sekuritas Indonesia kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Menurut Suria, selain karena pengaruh sebaran investor publik rendah dan market cap juga lebih kecil, emiten-emiten asuransi juga kurang aktif dalam melakukan aksi korporasi dan pengembangan usaha.

Equityworld Futures

Ponsel Ilegal Siap Diberantas, ke Mana Arah Saham Trikomsel? | Equityworld Futures

CNBC Indonesia merekap pergerakan harga saham di perusahaan asuransi ini dan menemukan bahwa pergerakan saham tertinggi sejak awal tahun hingga hari ini 8 Juli 2019 dialami oleh saham PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), saham yang masih memiliki afiliasi dengan keluarga BJ Habibie.

Asuransi adalah salah satu sub-sektor yang masuk sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sub-sektor lain yakni bank, lembaga pembiayaan (multifinance), perusahaan efek (broker), dan lainnya (perusahaan holding jasa investasi).

Data sektoral di BEI per 8 Juli 2019 menunjukkan, ada 89 jumlah emiten di sektor Keuangan, terbagi atas bank (44 emiten), multifinance (16 emiten), perusahaan efek (5 emiten), asuransi (15 emiten), dan lainnya (9 emiten).

Equity World | Berharap The Fed Pangkas Bunga, IHSG Nyaman di Zona Hijau

Equity World | Berharap The Fed Pangkas Bunga, IHSG Nyaman di Zona Hijau

Equity World | Mengawali perdagangan dengan kenaikan tipis sebesar 0,02%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghabiskan mayoritas waktunya hari ini di zona hijau. Hanya sesaat IHSG merasakan pahitnya zona merah. Per akhir sesi satu, IHSG menguat 0,16% ke level 6.372,55.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG menguat di antaranya: PT Bank Maybank Indonesia Tbk/BNII (+10,4%), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (+3,31%), PT Bank Mega Tbk/MEGA (+3,06%), PT Pakuwon Jati Tbk/PWON (+3,5%), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (+3,05%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,27%, indeks Straits Times naik 0,25%, dan indeks Kospi naik 0,08%.

Bursa saham Benua Kuning berhasil mengekor jejak Wall Street yang pada perdagangan kemarin (3/7/2019) sukses mencetak rekor. Kemarin, tiga indeks saham utama di Negeri Paman Sam mengakhiri perdagangan di zona hijau: indeks Dow Jones naik 0,67%, indeks S&P 500 menguat 0,77%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,75%. Ketiga indeks saham tersebut kompak membukukan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa.

Sebagai informasi, indeks S&P 500 sudah mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa dalam dua perdagangan pertama di pekan ini, sehingga capaian pada hari Rabu menjadi yang ketiga secara beruntun.

Sementara itu, perdagangan hari Rabu menandai kali pertama indeks Dow Jones mengukir rekor penutupan tertinggi yang baru pasca terakhir melakukannya di bulan Oktober. Untuk indeks Nasdaq Composite, kali terakhir rekor penutupan tertinggi yang baru dicetak sebelum hari ini adalah pada bulan Mei.

Membuncahnya optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan segera memangkas tingkat suku bunga acuan menjadi faktor utama yang melandasi aksi beli oleh pelaku pasar saham di sana.

Equity World

Meski Penjualan Otomotif Lesu, Asing Mulai Koleksi Saham ASII | Equity World

Optimisme tersebut datang seiring dengan rilis data ekonomi yang mengecewakan, di mana angka penciptaan lapangan kerja AS (sektor non-pertanian) periode Juni 2019 versi Automatic Data Processing (ADP) diumumkan sebanyak 102.000 saja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 140.000, dilansir dari Forex Factory.

Sebagai informasi, data tenaga kerja memang merupakan data yang dipantau dengan ketat oleh The Fed guna merumuskan kebijakan suku bunga acuannya.

Pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi kian mungkin untuk dilakukan pada bulan ini mengingat tekanan inflasi (indikator lain yang dipantau The Fed dalam merumuskan kebijakan suku bunga acuan) sangatlah rendah.

Berbicara mengenai inflasi, The Fed menggunakan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) price index sebagai ukurannya. Target jangka panjang untuk inflasi ada di level 2%.

Untuk data teranyar yakni periode Mei 2019, Core PCE price index tercatat hanya tumbuh sebesar 1,6% YoY, jauh di bawah target The Fed.

“Ada peluang nyaris sebesar 100% bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan Juli. Saya rasa The Fed akan melihat bahwa indikator-indikator ekonomi di AS telah mulai melambat,” kata Scott Colyer, Chief Investment Officer di Advisors Asset Management.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 3 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 70,3%. Sementara itu, peluang suku bunga acuan diturunkan hingga 50 bps berada di level 29,7%.

Equity World | Bursa Pagi: Asia Bergerak Mixed, Laju IHSG Dihantui Tekanan Jual

Equity World | Bursa Pagi: Asia Bergerak Mixed, Laju IHSG Dihantui Tekanan Jual

Equity World | Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (3/7) dibuka mixed, menyikapi perkembangan di bursa saham utama Eropa dan Wall Street, yang mewaspadai ancaman Washington untuk mengenakan tarif tambahan terhadap impor sejumlah produk Eropa senilai USD4 miliar. Harga minyak kembali menguat pada pembukaan pasar Asia, setelah jatuh sekitar 4% di bursa komoditas global.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan pergerakan indeks ASX 200, Australia yang cenderung mendatar di kisaran level 6.670, di tengah pergerakan harga sejumlah komoditas yang bervariasi. Indeks bergerak naik 0,30% (20,20 poin) menjadi 6.673,40 pada pukul 8:20 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak rrurun 0,47% (-101,37 poin) ke levell 21.652,90, setelah dibuka turun 0,24%, dan Topix melorot 0,54%. Indeks Kospi, Korea Selatan, dibuka menguat 0,11% dan berlanjut anjlok 0,52% ke posisi 2.110,90.
Menambah beban pergerakan bursasaham Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka turun 0,32% (-93,59 poin) menjadi 28.781,97 pada pukul 8:25 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melorot 0,40% ke level 3.031,83.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada pergerakan indeks acuan di bursa saham global dan regional yang bervariasi, setelah nyaris terbenam di zona merah digempur profit taking pada sesi perdagangan kemarin. IHSG kemarin ditutup menguat tipis 0,08% ke level 6.384, aksi beli asing mendekati Rp1 triliun.
Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi menguat didukung capital inflow , dengan tetap dibayangi tekanan pelemahan. Secara teknikal beberapa indikator pergerakan indeks mengindikasikan adanya potensi koreksi, cenderung terkonsolidasi di area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, berlanjutnya optimisme investor seiring dengan adanya kemajuan dalam negosiasi dagang AS-China diprediksi masih akan memberikan sentimen positif. Sementara itu naiknya beberapa harga komoditas seperti CPO, emas dan batu bara juga diprediksi akan menambah katalis positif bagi indeks. IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatannya dengan support di level6.350 dan resistance di level 6.420.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;

Saham: ICBP
(Buy, Support: 10.000, Resist: Rp10.275), BEST
(Buy, Support: Rp300, Resist: Rp312), AKRA
(Buy, Support: Rp4.100, Resist: Rp4.280), GGRM
(Buy, Support: Rp76.950, Resist : Rp79.450).
ETF: XIIF
(Buy, Support: Rp726, Resist: Rp735), XIHD
(Buy, Support: Rp536, Resist: Rp542),R-LQ45X
(Buy, Support: Rp1.078, Resist: Rp1.090).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir menguat namun tertahan oleh ancaman tarif AS terhadap barang-barang Eropa, mengurangi optimisme seputar gencatan perdagangan Washington-Beijing. Pemerintah AS, mengancam akan mengenakan tarif tambahan terhadap barang Uni Eropa senilai USD4 miliar terkait perselisihan 15 tahun di WTO tentang subsidi pesawat Boeing, AS, dan saingannya Airbus, Eropa. Saham produsen chip dan perusahaan teknologi membantu mengangkat S&P 500 ke level tertinggi sepanjang masa di tengah optimisme perundingan dagang AS dan China.
Penurunan imbal hasil US Treasury menekan harga saham perbankan; Citigroup turun 0,4%, Bank of America dan Wells Fargo anjlok lebih dari 0,9%, SPDR S&P Bank ETF (KBE) merosot 1,4%. Harga saham terkait minyak bumi berguguran karena kejatuhan harga minyak, pasca kesepakaatan pembatasan pasokan minyak OPEC +. Saham ExxonMobil dan Chevron, turun lebih dari 1%, Marathon Oil dan Devon rontok mendekati 5%. Saham Fiat Chrysler naik 0,7% karena melaporkan penjualanmobil yang lebih tinggi di AS pada Juni lalu. General Motors merosot 1,1%, karena melaporkan penurunan kinerja kuartal kedua.

S&P 500 naik 0,29% (8,68 poin) menjadi 2.973,01.
Dow Jones Industrial Average bertambah 0,26% (69,25 poin) di posisi 26.786,68.
Nasdaq Composite menguat 0,22% (17,93 poin) di level 8.109,09.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange turun 0,65% menjadi Rp26,15.
Bursa saham utama Eropa tadi malam juga berakhir lebih tinggi, didukung optimisme “dimulai”nya kembali perundingan dagang AS-China. Namun, Gedung Putih kembali menebar ancaman denganmendaftarkan zaitun, keju Italia, dan wiski Scotch di antara barang Eropa yang dapat dikenai tarif tambahan bernilai totalUSD4 miliar. Indeks STOXX 600, naik 0,37% menjadi 389,29, dipimpin lonjakan harga saham di sektor utilitas sebesar 2%, sementara saham minyak dan gas turun 0,6% di tengah kejatuhan harga minyak mentah.
Rilis data PMI Inggris menunjukkan penurunan aktivitas konstruksi Inggris periode Juni, paling tajam dalam lebih dari satu dekade, akibat kekhawatiran Brexit. Imbal hasil surat utang pemerintah Inggris bertenor 10-tahun merosot ke level terendah sejak Oktober 2016. Imbal hasil 10-tahun Bund Jerman sempat anjlok ke level terendah baru -0,363%, terpengaruh rilis data penjualan ritel Jerman yang turun 0,6%, jauh dari konsesus kenaikan 0,5%.

FTSE 100 London melaju 0,82% (61,69 poin) ke level 7.559,19.
DAX 30 Frankfurt menguat tipis 0,04% (5,34 poin) di posisi 12.526,72.
CAC 40 Paris bertambah 0,16% (8,91 poin) menjadi 5.576,82.

Equity World

Data Ekonomi Mengecewakan, Bursa Saham Asia ke Zona Merah | Equity World

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup tergelincir dari level tertinggi dua pekan. Dolar Australia memimpin penguatan setelah Reserve Bank of Australia memangkas suku bunga sesuai ekspektasi. Perundingan perdagangan tetap menjadi pendorong utama di pasar uang, investor menyadari akan butuh waktu sebelum dicapai kesepakatan dan penghapusan tarif.
Ekspektasi pertumbuhan ekonomi global semakin menurun, indeks aktivitas manufaktur global JPMorgan turun ke level terlemah dalam hampir tujuh tahun, berkontraksi untuk bulan kedua berturut-turut. Sedangkan survei Morgan Stanley mengindikasikan aktivitas manufaktur dunia menyusut untuk pertama kalinya sejak 2016. Investor menunggu rilis data penggajian non-pertanian AS Jumat nanti, yang diperkirakan menambah 160.000 pekerjaan baru pada periode Juni, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebanyak 75.000. Indeks dolar, yang mengukur kurs greenback terhadap enam mata negara maju turun 0,12% menjadi 96,72.

Equityworld Futures | Yes! Harga Emas Hari Ini Naik, Takut Ekonomi Global Melambat

Equityworld Futures | Yes! Harga Emas Hari Ini Naik, Takut Ekonomi Global Melambat

Equityworld Futures | Setelah menukik tajam, harga emas berbalik arah menguat didorong oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang semakin kuat.

Pada perdagangan hari Selasa (2/7/2019) pukul 10:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,27% ke level US$ 1.393,1/troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot naik 0,47% menjadi US$ 1.390,6/troy ounce.

Kemarin (1/7/2019), harga emas COMEX dan Spot ditutup melemah masing-masing sebesar 1,73% dan 1,78%.

Aktivitas industri di berbagai negara yang terlihat semakin buruk kembali memunculkan kekhawatiran pelambatan ekonomi global di kalangan pelaku pasar.

Di Amerika Serikat (AS) Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur bulan Juni hanya sebesar 51,7, berdasarkan rilis Institute Supply Management (IHS). Meskipun angka di atas 50 berarti masih dalam fase ekspansi, namun capaian bulan Juni merupakan yang paling rendah sejak Oktober 2016.

Kondisinya sedikit lebih buruk di China, yang mana PMI bulan Juni hanya sebesar 49,4 atau paling kecil sejak Januari 2019. Bahkan aktivitas industri China tengah mengalami kontraksi.

Negeri Sakura pun juga bernasib serupa. Pembacaan awal PMI manufaktur bulan Juni versi Nikkei yang sebesar 49,5 telah direvisi menjadi 49,9 dan menandakan kontraksi paling parah dalam 3 bulan terakhir.

Data yang terpisah menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jepang bulan Juni berada di level 38,7 atau merupakan yang paling rendah sejak November 2014. Indeks tersebut mencerminkan pesimisme konsumen akan perekonomian Jepang ke depan, dan membuat bank sentral (Bank of Japan/BOJ) semakin terdesak untuk memberi stimulus moneter untuk menggenjot perekonomian.

Dari Korea Selatan, PMI manufaktur bulan Juni jatuh ke posisi 47,5 dari 48,4 di bulan sebelumnya. Nikkei menyebutkan bahwa penurunan angka PMI tersebut merupakan yang paling tajam dalam empat bulan terakhir. Sementara posisi bulan Juni merupakan kontraksi paling parah sejak Juni 2015.

Sederet data tersebut membuat risiko perekonomian global kembali meningkat. Dampak dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang telah tereskalasi satu kali di bulan Mei mulai menampakkan wujudnya.

Equityworld Futures

Harga Emas Hari Ini, Naik 0,21% Dibanding Kemarin | Equityworld Futures

Sebagai informasi, pada bulan Mei pemerintah AS resmi menaikkan bea impor menjadi 25% (dari 10%) terhadap produk asal China senilai US$ 200 miliar. China membalas dengan memberi tarif tambahan antara 5-25% atas produk AS senilai US$ 60 miliar.

Meskipun kini AS dan China sepakat untuk melakukan ‘gencatan senjata’, perlambatan ekonomi global tidak terhenti begitu saja. Masih ada risiko perekonomian tenggelam lebih dalam lagi.

Dalam kondisi yang tak pasti, investasi menjadi sangat berisiko. Investor pun ogah untuk agresif masuk ke instrumen-instrumen berisiko. Emas sebagai salah satu instrumen pelindung nilai pun masih mendapat kan tempat di hati para pelaku pasar.

PT Equityworld | Emas dan Perhiasan Sumbang Inflasi 0,02 Persen

PT Equityworld | Emas dan Perhiasan Sumbang Inflasi 0,02 Persen

PT Equityworld | Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga emas dan perhiasan menyumbang 0,02 persen terhadap inflasi Juni 2019. Komoditas ini masuk dalam kelompok sandang yang memiliki tingkat inflasi bulan lalu mencapai 0,81 persen, sehingga memberikan andil 0,05 persen terhadap inflasi Juni 2019.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari total 82 kota yang dipantau, harga emas dan perhiasan mengalami peningkatan di 76 kota. Serang menjadi daerah dengan kenaikan harga emas tertinggi, yakni hingga enam persen. “Sedangkan, di Tarakan dan Ternate, kenaikannya lima persen,” tuturnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/7).

Suhariyanto mengatakan, tren kenaikan harga emas dan perhiasan didukung penuh oleh kondisi global. Mengutip dari Revinitiv, pada pekan ketiga Juni, harga emas sempat menguat 4,22 persen ke level 1.298,65 dolar AS per troy ons di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv.

Salah satu dorongan penguatan emas tersebut datang dari peluang bank sentral AS The Fed untuk menurunkan suku bunga. Mata uang dolar AS langsung turun, sedangkan harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan emas mengalami peningkatan.

Di sisi lain, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memiliki tingkat inflasi 0,17 persen pada Juni 2019 dan menyumbangkan 0,04 persen terhadap inflasi. Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan upah asisten rumah tangga 0,01 persen. “Komoditas lain naik tipis, tapi kalau dijumlah memberikan andil 0,04 persen,” ujar Suhariyanto.

Andil tipis dialami oleh kelompok kesehatan serta pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan masing-masing kontribusi adalah 0,01 persen dan 0,00 persen. Menurut Suhariyanto, andil pendidikan baru akan terasa pada Juli, ketika anak-anak mulai masuk sekolah pada pertengahan bulan.

Di sisi lain, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,14 persen dengan sumbangan -0,03 persen terhadap inflasi Juni. Penyebabnya, kenaikan tarif angkutan udara yang sudah mengalami penurunan melalui tarif batas atas 12 sampai 16 persen mulai pertengahan Mei.

PT Equityworld

Berakhirnya Perselisihan Pemilu Dan Sentimen Positif Perundingan AS-China | PT Equityworld

Dari 82 kota yang dipantau BPS, sebanyak 32 kota di antaranya mengalami penurunan harga tiket. Penurunan tertinggi terjadi di Makassar, hingga 12 persen, sementara Batam mengalami penurunan 11 persen. “Nilai itu turun dibandingkan bulan Mei, bukan Juni tahun lalu,” tutur Suhariyanto.

Sebaliknya, tarif angkutan antar kota justru memberikan andil inflasi terhadap kelompok transportasi, yaitu 0,01 persen. Hal ini seiring dengan tingkat permintaan yang tinggi saat mudik Lebaran, sehingga harganya naik. Madiun menjadi daerah dengan kenaikan tertinggi, yaitu 30 persen dibanding dengan bulan sebelumnya.

Equity World | Bursa saham Hong Kong ditutup 0,28 persen lebih rendah

Equity World | Bursa saham Hong Kong ditutup 0,28 persen lebih rendah

Equity World | Indeks acuan Wall Street bergerak di zona hijau mengawali perdagangan, Kamis (27/6). Mendapatkan sokongan dari kenaikan saham teknologi di tengah penantian pelaku pasar atas kejelasan kemajuan perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China di KTT G20.

Mengutip Reuters, pukul 9:45 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 15,78 poin, atau 0,06% pada 26.552,60 dan S&P 500 naik 12,59 poin, atau 0,43% pada 2.926,37. Sedangkan, Nasdaq Composite naik 44,75 poin, atau 0,57% pada 7.954,72.

Industri yang sensitif terhadap perdagangan naik 0,31%, sementara saham teknologi naik 0,50%.

Perusahaan semikonduktor, yang memiliki eksposur pendapatan yang cukup besar ke China, diperdagangkan lebih tinggi, dengan indeks Philadelphia Semiconductor naik 1,39%.

South China Morning Post melaporkan, AS dan China sedang menyusun perjanjian yang membuka peluang menghentikan pengenaan tarif tambahan US$ 300 miliar atas barang-barang China.

Equity World

Bursa saham Hong Kong ditutup 0,28 persen lebih rendah | Equity World

“Gencatan perdagangan adalah apa yang dibutuhkan pasar saat ini,” kata Art Hogan, chief market strategist National Securities di New York.

“Apa yang diharapkan investor sekarang adalah bahwa pertemuan itu meredakan ketegangan.”

Akan tetapi, sebuah laporan Wall Street Journal bahwa Presiden China Xi Jinping berencana untuk memberikan menyodorkan sejumlah persyaratan ke Presiden Donald Trump sebelum menyelesaikan perselisihan dagang.

Equityworld Futures | Optimisme Damai Dagang Membuncah, Bursa Saham Asia Menghijau

Equityworld Futures | Optimisme Damai Dagang Membuncah, Bursa Saham Asia Menghijau

Equityworld Futures | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan hari ini di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,33%, indeks Shanghai naik 0,21%, indeks Hang Seng naik 0,46%, dan indeks Straits Times naik 0,02%.

Membuncahnya optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat aksi beli dilakukan di bursa saham Benua Kuning. Sebagai informasi, pada akhir pekan ini Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang.

Kemarin (26/6/2019), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyebut bahwa kesepakatan dagang AS-China sempat rampung hingga 90% sebelum akhirnya gagal diteken. Kini, Mnuchin menyebut bahwa ada peluang untuk menyelesaikan kesepakatan yang tertunda tersebut.

Sementara itu, AS juga dikabarkan bersedia untuk menunda kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang saat ini belum terdampak oleh perang dagang. Langkah ini diambil oleh AS sebagai etikat baik menyambut dimulainya lagi negosiasi antar kedua negara.

Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, keputusan untuk menunda kenaikan bea masuk kemungkinan akan diumumkan pasca pertemuan antara Trump dengan Xi, dilansir dari Bloomberg.

Sekedar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina. Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.

Besar kemungkinan, hal serupa akan kita temukan juga kala Trump bersua dengan Xi pada hari Sabtu (29/6/2019).

Equityworld Futures

Ada Putusan MK, Investor Asing Jual Saham | Equityworld Futures

Lebih lanjut, rilis data ekonomi yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa regional. Pada hari ini, laba perusahaan-perusahaan industri China periode Januari-Mei 2019 diumumkan melemah 2,3% secara tahunan. Walaupun melemah, namun besarannya tak sebesar periode Januari-April 2019 yang mencapai 3,4%, dilansir dari Trading Economics.

Beralih ke Jepang, penjualan barang-barang ritel periode Mei 2019 diumumkan tumbuh sebesar 1,2% secara tahunan, jauh meningkat dibandingkan pertumbuhan pada April 2019 yang sebesar 0,4% saja, dilansir dari Trading Economics.

Design a site like this with WordPress.com
Get started