Equityworld Futures | Bursa saham Filipina berakhir melemah 0,65 persen

Equityworld Futures | Bursa saham Filipina berakhir melemah 0,65 persen

Equityworld Futures | Saham-saham Filipina berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa, dengan indikator utama Bursa Efek Filipina, indeks komposit PSE, melemah 0,65 persen atau 51,44 poin, menjadi 7.886,91 poin.

Sementara itu, sebut Xinhua, indeks seluruh saham berkurang 14,13 poin atau 0,30 persen, menjadi ditutup pada 4.783,08 poin.

Equityworld Futures

8 Emiten Babon Paparan Publik, Simak Saham Pilihan Hari Ini | Equityworld Futures

Volume transaksi mencapai 643,94 juta saham senilai 5,42 miliar peso (103,70 juta dolar AS), dengan 77 saham berhasil membukukan keuntungan, 117 saham mengalami kerugian, sementara 59 saham ditutup datar.

Equityworld Futures | Saham Tokyo menguat didorong berkurangnya kekhawatiran resesi global

Equityworld Futures | Saham Tokyo menguat didorong berkurangnya kekhawatiran resesi global

Equityworld Futures | Saham-saham Tokyo ditutup lebih tinggi pada perdagangan Selasa, mengikuti kenaikan di Wall Street karena harapan langkah-langkah stimulus baru Jerman dan reformasi suku bunga China mendorong sentimen di tengah meredanya kekhawatiran tentang resesi global.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) bertambah 114,06 poin atau 0,55 persen, dari tingkat penutupan Senin (19/8/2019), menjadi mengakhiri perdagangan di 20.677,22 poin.

Equityworld Futures

Temukan Makin Banyak Saham Salah Harga, Lo Kheng Hong Beli 20 Saham Setiap Hari | Equityworld Futures

Sementara itu, sebut Xinhua, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo naik 12,44 poin atau 0,83 persen, menjadi berakhir pada 1.506,77 poin.

Saham-saham real estat, produk logam dan peralatan yang terkait dengan alat listrik paling banyak meraih keuntungan pada penutupan perdagangan.

Equityworld Futures | Mulut Manis China Bawa Bursa Asia Menghijau

Equityworld Futures | Mulut Manis China Bawa Bursa Asia Menghijau

Equityworld Futures | Mayoritas bursa saham utama Benua Kuning menutup perdagangan terakhir di pekan ini di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,06%, indeks Shanghai menguat 0,29%, dan indeks Hang Seng terangkat 0,94%.

Pada sesi awal perdagangan, bursa saham Asia sejatinya sempat diterpa tekanan jual seiring dengan komentar tak sedap yang diutarakan China terkait dengan perang dagang dengan AS. Kemarin sore (15/8/2019), Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa pihaknya harus mengambil langkah balasan guna merespons rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk senilai 10% bagi produk impor asal China yang hingga kini belum terdampak perang dagang.

Etikat baik dari AS ternyata tak digubris oleh China. Seperti yang diketahui, pada hari Selasa (13/8/2019) Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus beberapa produk dari daftar produk impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru pada awal bulan depan.

Kantor Perwakilan Dagang AS dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa keputusan ini dilandasi oleh alasan “kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lainnya”, dilansir dari CNBC International.

Lebih lanjut, pengenaan bea masuk baru senilai 10% untuk berbagai produk lainnya yang sejatinya akan mulai berlaku efektif pada awal September diputuskan ditunda hingga 15 Desember. Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.

Namun kemudian, pelaku pasar mulai merespons positif nada optimisme yang keluar dari mulut manis pejabat Kementerian Luar Negeri China. Masih kemarin, Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan optimisme bahwa kedua belah pihak bisa menemukan solusi untuk perang dagang kedua negara yang sudah berlangsung begitu lama.

Equityworld Futures

Bursa saham Malaysia ditutup melemah, indeks KLCI turun 0,07 persen | Equityworld Futures

“Dengan dasar kesetaraan dan rasa saling menghormati, kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan melalui dialog dan konsultasi,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dilansir dari CNBC International.

Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia bisa mengakhiri perang dagang antar keduanya, tentu perekonomian global bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.

Untuk diketahui, sejauh ini perang dagang AS-China sudah sangat menyakiti perekonomian global. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi global melandai menjadi 3,598%, dari yang sebelumnya 3,789% pada tahun 2017.

Untuk tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan kembali melandai menjadi 3,328%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi terburuk sejak tahun 2009, kala perekonomian global terkontraksi sebesar 0,107% akibat krisis keuangan global.

Equity World | Trump Melunak, Bursa Saham Asia Ijo Royo-royo

Equity World | Trump Melunak, Bursa Saham Asia Ijo Royo-royo

Equity World | Bursa saham utama kawasan Asia kompak melaju di zona hijau pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,72%, indeks Shanghai melesat 1,08%, indeks Hang Seng melejit 1,18%, indeks Straits Times terapresiasi 0,37%, dan indeks Kospi bertambah 1,12%.

Hasrat pelaku pasar untuk memburu instrumen berisiko seperti saham membuncah pasca mendengar kabar bahwa perang dagang AS-China agak mendingin. Kemarin pagi waktu setempat (13/8/2019), Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus beberapa produk dari daftar produk impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru pada awal bulan depan.

Kantor Perwakilan Dagang AS dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa keputusan ini dilandasi oleh alasan “kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lainnya”, dilansir dari CNBC International.

Lebih lanjut, pengenaan bea masuk baru senilai 10% untuk berbagai produk lainnya yang sejatinya akan mulai berlaku efektif pada awal September diputuskan ditunda hingga 15 Desember. Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.

Seperti yang diketahui, pada awal bulan ini Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini sejatinya akan mulai berlaku pada tanggal 1 September, sebelum kemudian AS merubah keputusannya. Trump kala itu juga menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

“AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita,” cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump pada awal bulan ini.

Pengumuman dari Trump ini datang pasca dirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai.

China pun kemudian geram bukan kepalang. China mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS tersebut dengan mengonfirmasi pemberitaan bahwa perusahaan-perusahaan asal China akan berhenti membeli produk agrikultur asal AS.

Bahkan, bank sentral China kemudian ditengarai sengaja melemahkan nilai tukar mata uang Negeri Panda, yuan. Dalam beberapa hari terakhir (kecuali hari ini), People’s Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China mematok nilai tengah yuan di level yang lebih rendah.

Equity World

Imbas Perang Dagang, China Batasi Impor Emas | Equity World

Sebagai informasi, PBOC memang punya wewenang untuk menentukan nilai tengah dari yuan setiap harinya. Nilai tukar yuan di pasar onshore kemudian hanya diperbolehkan bergerak dalam rentang 2% (baik itu menguat maupun melemah) dari nilai tengah tersebut, sehingga pergerakannya tak murni dikontrol oleh mekanisme pasar. Implikasinya, ketika nilai tengah ditetapkan di level yang lebih lemah, yuan akan cenderung melemah di pasar onshore.

Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.

Kini, diharapkan etikat baik dari AS akan dibalas juga dengan etikat baik dari pihak China. Kesepakatan dagang yang sebelumnya tampak kian mustahil untuk diteken kini kembali menjadi sebuah skenario yang bisa menjadi kenyataan.

Sebagai informasi, AS berencana untuk menggelar negosiasi dagang dengan China di Washington pada awal bulan September.

Equity World | Pasar Obligasi AS Gaungkan Resesi, Bursa Saham Asia Keok

Equity World | Pasar Obligasi AS Gaungkan Resesi, Bursa Saham Asia Keok

Equity World | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona merah pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei ambruk 1,57%, indeks Shanghai anjlok 1,05%, indeks Hang Seng turun 0,71%, dan indeks Straits Times terkoreksi 1,59%.

Sinyal resesi yang digaungkan oleh pasar obligasi AS membuat pelaku pasar melego saham-saham di Benua Kuning. Pada perdagangan kemarin (14/8/2019), imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 2 tahun sempat melampaui yield obligasi AS tenor 10 tahun. Fenomena ini disebut sebagai inversi.

Inversi merupakan sebuah fenomena di mana yield obligasi tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang. Padahal dalam kondisi normal, yield tenor panjang akan lebih tinggi karena memegang obligasi tenor panjang pastilah lebih berisiko ketimbang tenor pendek.

Jika berkaca kepada sejarah, inversi pada yield obligasi tenor 2 dan 10 tahun merupakan pertanda datangnya resesi di AS. Kali terakhir inversi pada yield obligasi tenor 2 dan 10 tahun terjadi adalah pada akhir tahun 2005. Dua tahun setelahnya, AS mengalami resesi yang dipicu oleh krisis subprime mortgage.

Lebih lanjut, damai dagang AS-China yang belum jelas juga membuat saham-saham di Asia dilepas investor.

Pada hari Selasa waktu setempat (13/8/2019), Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus beberapa produk dari daftar produk impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru pada awal bulan depan.

Kantor Perwakilan Dagang AS dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa keputusan ini dilandasi oleh alasan “kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lainnya”, dilansir dari CNBC International.

Equity World

Harga Emas Terus Cetak Rekor Baru, Bitcoin Malah Nyungsep | Equity World

Lebih lanjut, pengenaan bea masuk baru senilai 10% untuk berbagai produk lainnya yang sejatinya akan mulai berlaku efektif pada awal September diputuskan ditunda hingga 15 Desember. Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.

Seperti yang diketahui, pada awal bulan ini Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini sejatinya akan mulai berlaku pada tanggal 1 September, sebelum kemudian AS merubah keputusannya. Trump kala itu juga menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

“AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita,” cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump pada awal bulan ini.

Hingga kini, pihak China belum merespons etikat baik yang ditunjukkan oleh AS.

Equity World | Harga Emas 24 Karat Antam Hari Ini, 13 Agustus 2019, Naik Rp6.000 Per Gram

Equity World | Harga Emas 24 Karat Antam Hari Ini, 13 Agustus 2019, Naik Rp6.000 Per Gram

Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) hari ini, Selasa (13/8/2019), kembali menguat Rp6.000 per gram dibandingkan harga yang berlaku pada Senin (12/8).

Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam hari ini berada di level Rp755.000 per gram.

Emas Antam kembali mencetak rekor baru harga tertinggi sepanjang 6 bulan terakhir ini. Pekan lalu, harga emas Antam sempat menyentuh titik tertingginya pada kisaran Rp753.000 per gram.

Adapun untuk emas batangan Antam ukuran 0,5 gram hari ini dipatok seharga Rp402.000 atau naik Rp3.000 dibandingkan posisi harga kemarin, Senin (12/8). Harga emas Antam tersebut berlaku di Butik Emas LM Antam Pulo Gadung, Jakarta.

Equity World

Diburu Investor, Harga Emas Dunia Kembali Menguat | Equity World

Sementara itu, harga jual kembali (buyback) emas Antam hari ini dipatok pada kisaran Rp683.000 per gram. Harga yang ditetapkan naik Rp6.000 per gram dibandingkan harga yang ditetapkan pada Senin (12/8).

Harga buyback ini belum mempertimbangkan pajak jika nominalnya lebih dari Rp10 juta. Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5% (untuk pemegang NPWP dan 3 % untuk non NPWP). PPh 22 atas transaksi buy back dipotong langsung dari total nilai buy back.

Saham Tokyo dibuka naik didukung data PDB dan penguatan Wall Street

Equityworld Futures | Saham Tokyo dibuka naik didukung data PDB dan penguatan Wall Street

Equityworld Futures | Saham-saham Tokyo dibuka lebih tinggi pada perdagangan Jumat pagi, karena sentimen investor didukung oleh data produk domestik bruto Jepang untuk kuartal April-Juni yang melampaui ekspektasi, serta kenaikan Wall Street.

Pada pukul 09.15 waktu setempat, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik 176,77 poin atau 0,86 persen, dari tingkat penutupan Kamis (8/8/2019), menjadi diperdagangkan di 20.770,12 poin.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo, menambahkan 11,30 poin, atau 0,75 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.509,96 poin.

Ekonomi Jepang tumbuh 1,8 persen riil secara tahunan di kuartal April-Juni, kata pemerintah dalam sebuah laporan pada Jumat.

Menurut Kantor Kabinet, ekspansi produk domestik bruto yang disesuaikan dengan inflasi untuk periode April-Juni sama dengan kenaikan 0,4 persen dari kuartal sebelumnya.

Sementara pembacaan awal datang di depan perkiraan rata-rata ekonom, angka terbaru menandai perlambatan dari ekspansi direvisi 2,8 persen yang dibukukan pada periode Januari-Maret.

Saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global mereda setelah imbal hasil obligasi global stabil.

Equityworld Futures

Neraca China Lampaui Ekspektasi, Wall Street Bakal Happy | Equityworld Futures

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 371,12 poin atau 1,43 persen, menjadi ditutup di 26.378,19 poin. Indeks S&P 500 bertambah 54,11 poin atau 1,88 persen, menjadi ditutup di 2.938,09 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir menguat 176,33 poin atau 2,24 persen, menjadi 8.039,16 poin.

Di pasar Tokyo, saham-saham pertambangan, instrumen presisi, dan produk-produk terkait minyak dan batu bara paling banyak membukukan kenaikan pada menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi.

Equityworld Futures | Bursa Saham Asia Variatif Jelang Data China

Equityworld Futures | Bursa Saham Asia Variatif Jelang Data China

Equityworld Futures | Bursa saham di Asia bergerak variatif pada Kamis pagi (8/8/2019) menjelang data perdagangan China.

Data tersebut dapat menjelaskan lebih lanjut tentang dampak perang perdagangan yang berlarut-larut antara Washington dan Beijing.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,17% pada awal perdagangan sementara indeks Topix turun 0,12%. Di Korea Selatan, indeks Kospi menambahkan 0,63% karena saham Hyundai Motor melonjak 1,57%. Sementara itu, S & P / ASX 200 Australia tergelincir 0,75%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang turun 0,09%.

Tiongkok diperkirakan akan merilis angka-angka ekspor, impor, dan neraca perdagangan pada pukul 11:00 pagi HK / SIN. Investor akan mencari petunjuk tentang bagaimana pertarungan perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China mempengaruhi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Beijing dan Washington telah mengenakan tarif barang-barang satu sama lain bernilai miliaran dolar. Perkembangan itu telah mengguncang pasar selama lebih dari satu tahun, dan ada tanda-tanda rakit tarif tambahan dari kedua belah pihak memiliki efek nyata pada ekonomi di seluruh dunia.

Bank Harian China memperbaiki harian titik tengah yuan juga akan dimonitor untuk petunjuk di mana mata uang bisa pergi selanjutnya. Bank sentral China memungkinkan nilai tukar naik atau turun 2% dari angka itu yang juga dikenal sebagai yuan onshore seperti mengutip cnbc.com.

Yuan China berada di bawah sorotan awal pekan ini setelah melewati 7 penghalang yang diawasi ketat terhadap dolar, memimpin Departemen Keuangan AS untuk menyebut Tiongkok sebagai manipulator mata uang.

Yuan lepas pantai, yang digunakan oleh investor asing dan bank, terakhir diperdagangkan pada 7,0861 melawan greenback.

Dalam aksi pasar semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average ditutup 22,45 poin lebih rendah pada 26.007,07. Sementara Nasdaq Composite menambahkan 0,4% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 7.862,83. S&P 500 ditutup 0,1% lebih tinggi pada 2.883,98.

Saham di Amerika Serikat sebagian besar pulih dari penurunan sebelumnya yang melihat Dow anjlok lebih dari 500 poin pada satu titik karena imbal hasil Treasury 10-tahun yang diawasi secara singkat mencapai level terendah 2016 karena turun di bawah 1,6%. Terakhir pada 1,7103%.

Equityworld Futures

Walau Yuan Kembali Dilemahkan, Bursa Asia Masih Bisa Menguat | Equityworld Futures

Harga emas juga diperdagangkan di atas US$1.500 untuk pertama kalinya sejak 2013 pada hari Rabu.
Mata uang dan minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,608 setelah melihat posisi terendah di bawah 97,5 kemarin.

Yen Jepang diperdagangkan pada 106,13 melawan dolar setelah menyentuh level di bawah 106 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia berada di $ 0,6760 setelah naik dari posisi terendah di bawah $ 0,672 kemarin.

Harga minyak melonjak di pagi hari jam perdagangan Asia pada hari Kamis setelah melihat penurunan tajam pada hari sebelumnya. Patokan internasional kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 2,33% menjadi US$57,54 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka AS naik 2,54% menjadi US$52,39 per barel.

PT Equityworld | Bursa Asia Masih Nahas, IHSG Malah Ngegas!

PT Equityworld | Bursa Asia Masih Nahas, IHSG Malah Ngegas!

PT Equityworld | Bursa saham Asia terpantau belum mendapat peruntungan hingga perdagangan Rabu (07/08/2019) siang ini. Pasalnya, tiga dari empat indeks saham utama di Asia, yakni Nikkei (-0,43%), Hang Seng (-0,37%), dan Shanghai (-0,01%) masih bernasib nahas alias terkoreksi, sedangkan Strait Times menguat 0,14%.

Perang mata uang yang dipicu oleh pelemahan yuan secara sengaja oleh China menjadi penekan utama yang membuat bursa saham Asia tertahan di zona merah. Untungnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kabur dan tancap gas ke Utara dengan penguatan 1,42% ke level 6.206,42 di siang ini.

PT Equityworld

Yuan Sengaja Dibuat Loyo, Bursa Saham Asia Kembali Merah | PT Equityworld

Meski diwarnai oleh aksi jual bersih asing yang mencapai Rp22,66 miliar, IHSG berhasil memperlebar jangkauan gerak dari level terendah di 6.153,65 hingga level tertinggi di 6.215,81.

Sejumlah 9,97 miliar saham telah diperjualbelikan dengan frekuensi 281.732 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp4,39 triliun. Adapun pergerakan saham bursa meliputi 271 saham naik, s124 aham turun, dan 125 saham lainnya stagnan.

Equity World | AS-China Makin Sengit, Bursa Saham Asia Babak Belur

Equity World | AS-China Makin Sengit, Bursa Saham Asia Babak Belur

Equity World | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia babak belur pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei ambruk 2,04%, indeks Shanghai anjlok 2,03%, indeks Hang Seng jatuh 2,29%, indeks Straits Times terkoreksi 1,53%, dan indeks Kospi terpangkas 1,56%.

Perang dagang AS-China yang kian memanas menjadi faktor yang melandasi aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, China mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS pada awal September mendatang dengan mengonfirmasi pemberitaan bahwa perusahaan-perusahaan asal China akan berhenti membeli produk agrikultur asal AS.

Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.

Selain itu, Kementerian Perdagangan China juga membuka kemungkinan untuk mengenakan bea masuk baru bagi produk agrikultur asal AS yang sudah terlanjut dipesan setelah tanggal 3 Agustus.

Equity World

Gara-gara Donald Trump ‘Ngegas’, Bursa Saham Asia Kebakaran! | Equity World

Seperti yang diketahui, pada hari Kamis (1/8/2019) Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

“AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita,” cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

Pengumuman dari Trump ini datang pasca dirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai pada pekan kemarin.

Kala perang dagang AS-China tereskalasi, bisa dipastikan bahwa laju perekonomian dunia akan mendapatkan tekanan yang signifikan. Maklum, AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

Design a site like this with WordPress.com
Get started