Equity World | Wall Street mixed, Nasdaq kembali cetak rekor

Equity World | Wall Street mixed, Nasdaq kembali cetak rekor

Equity World | Wall Street bergerak mixed pada perdagangan Kamis (23/1). Kemarin Nasdaq Composite berakhir di rekor terbaru ditopang oleh lonjakan saham Netflix. Nasdaq menguat 0,2% ke 9.402,48.

Sementara indeks S&P 500 naik tipis 0,11% ke 3.325,54. Dow Jones Industrial Average justru melemah 0,09% ke 29.160,09.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq sempat turun sebelum kabar menjelang penutupan perdagangan bahwa Gilead Sciences Inc tengah menilai obat eksperimental Ebola sebagai pengobatan yang mungkin bagi virus corona yang tengah menyebar. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyatakan keadaan darurat kesehatan global.

“Virus ini bukan pengalihan, ini adalah sesuatu yang akan dimanfaatkan oleh para trader,” kata Chuck Carlson, kepada eksekutif Horizon Investment Services kepada Reuters.

Penyebaran virus corona telah menekan pasar saham global. Kekhawatiran pasar adalah adanya keengganan orang untuk bepergian di tengah penyebaran virus ini sehingga bisa menekan ekonomi.

Sementara itu, rilis kinerja kuartal keempat mulai muncul. Para analis memperkirakan, laba kuartal keempat akan turun 0,7% dari tahun sebelumnya. Dari 74 perusahaan penghuni S&P 500 yang telah melaporkan kinerja, sekitar 67,6% mencapai kinerja lebih dari ekspektasi.

“Pasar saham mendatar yang mengindikasikan bahwa pasar merasa nyaman dengan kinerja emiten dan ekspektasi mulai naik,” kata Carlson.

Equity World

Harga emas Antam hari ini turun Rp 3.000 menjadi Rp 768.000 per gram | Equity World

Kemarin, harga saham Netflix melonjak 7,2%, menutup penurunan sebelumnya yang dipicu oleh prediksi kinerja yang mengecewakan di awal pekan. Harga saham Union Pacific Corp naik 3,5% setelah operator jalur kereta ini mengatakan bahwa kesepakatan fase satu Amerika Serikat (AS) dan China akan membalikkan volume yang selama ini turun.

Meski sejumlah saham naik tinggi, ada pula saham-saham yang memberatkan langkah indeks. Harga saham Freeport-McMoRan turun 2,8% meski emiten ini melaporkan kinerja yang lebih tinggi daripada ekspektasi. Tapi, investor fokus pada penurunan produksi Freeport di Indonesia.

Comcast Corp pun mencatat kinerja yang lebih tinggi daripada ekspektasi. Tapi, perusahaan penyiaran ini kehilangan pelanggan lebih dari prediksi analis dan mengantarkan harga sahamnya turun 3,8%.

Equity World | Bursa Asia ‘Berdarah’, IHSG & Rupiah Unjuk Gigi

Equity World | Bursa Asia ‘Berdarah’, IHSG & Rupiah Unjuk Gigi

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mematahkan rangkaian pelemahannya dan berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (23/1/2020), ketika rata-rata bursa saham di Asia tertekan.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 6.249,21 dengan kenaikan 0,25 persen atau 15,76 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (22/1/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.233,45 dengan penurunan 0,08 persen atau 4,70 poin, koreksi hari ketiga berturut-turut.

Indeks mulai bangkit ke zona hijau dengan dibuka naik 0,17 persen atau 10,54 poin di posisi 6.244 pada Kamis (23/1) pagi. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di level 6.229,13 – 6.255,04.

Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+1,25 persen) dan aneka industri (+0,64 persen). Tiga sektor lainnya melemah, dipimpin perdagangan yang turun 0,67 persen.

Adapun dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 182 saham menguat, 219 saham melemah, dan 275 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang masing-masing naik 0,64 persen dan 3,02 persen menjadi pendorong utama IHSG.

Equity World

Saham-Saham di Asia Melemah ‘Terserang’ Virus Korona | Equity World

Di sisi lain, pelemahan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) masing-masing sebesar 0,32 persen dan 1,21 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

Menurut Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, pola gerak IHSG dipengaruhi data perekonomian tentang suku bunga hari ini.

Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berakhir Kamis (23/1), Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di 5,00 persen.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, suku bunga deposit facility dan lending facility dipatok tetap di 4,25 persen dan 5,75 persen masing-masing.

Sementara itu, lanjut William, IHSG terlihat masih berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah penantian untuk kenaikan lanjutan.

“Support level terlihat dapat terjaga dengan baik, capital inflow secara ytd yang masih tercatat lebih besar dibanding outflow sepanjang tahun sebelumnya masih menunjukkan minat investor terhadap pasar modal Indonesia,” papar William melalui hasil risetnya.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah ditutup menguat 7 poin atau 0,05 persen di level Rp13.639 per dolar AS, setelah terapresiasi 23 poin dan berakhir di posisi 13.646 pada Rabu (22/1).

Meski demikian, indeks saham lain di Asia mayoritas tertekan di zona merah, di antaranya adalah indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing ditutup melemah 0,98 persen dan 0,78 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China bahkan anjlok 2,75 persen dan 3,10 persen. Adapun indeks Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong berakhir melorot 0,93 persen dan 1,52 persen masing-masing.

Dilansir Reuters, bursa Asia turun tajam di tengah meningkatnya kekhawatiran investor atas penyebaran virus corona (coronavirus) baru asal China menjelang libur Tahun Baru Imlek.

Pelemahan bursa Asia hari ini didorong bursa China yang anjlok sekitar 3 persen, penurunan harian terbesar sejak 6 Mei 2019.

Di pasar mata uang, nilai tukar yuan China melemah ke level terendahnya dalam dua pekan. Sebaliknya, aset-aset investasi aman (safe haven) seperti yen Jepang, emas, dan obligasi AS menanjak setelah pemerintah China memulai blokade kota Wuhan, tempat virus ini bermula.

Kematian di China akibat coronavirus baru bertambah menjadi 17 pada Rabu (22/1/2020), dengan hampir 600 kasus dikonfirmasi.

Penularan wabah ini telah membangkitkan kekhawatiran atas pengalaman wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah, atau SARS, sekitar 17 tahun lalu yang menelan hampir 800 nyawa.

“Pasar mengekspresikan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan,” ujar Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets, Sydney.

“Virus corona telah memicu sebagian kehati-hatian. Tidak ada alasan untuk memperkirakan pandemi global sekarang, tetapi ada perubahan posisi di pasar keuangan,” tambahnya, seperti dilansir Reuters.

Sejumlah kasus akibat virus ini telah terdeteksi di Beijing, Shanghai, Makau, Hong Kong, Jepang, dan Amerika Serikat. Wali Kota Wuhan menutup jaringan transportasi dan mendesak warga untuk tidak bepergian karena khawatir dengan penyebaran wabah itu.

Namun, ada kekhawatiran virus tersebut dapat menyebar dengan cepat, mengingat jutaan orang China bepergian ke dalam dan luar negeri ini selama liburan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada Jumat (24/1/2020).

PT Equityworld | Reli Wall Street terhenti, kekhawatiran virus Corona menyelimuti pasar

PT Equityworld | Reli Wall Street terhenti, kekhawatiran virus Corona menyelimuti pasar

PT Equityworld | Indeks acuan Wall Street tergelincir pada perdagangan Selasa (21/1). Terseret kekhawatiran tentang dampak dari wabah virus mematikan di China dan prospek pertumbuhan yang suram dari dana moneter internasional (IMF).

Melansir Reuters, pukul 10:09 pagi waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,15% pada 29.302,69. Indeks S&P 500 turun 0,23% menjadi 3.322.12, dan Nasdaq Composite tergelincir 0,09% menjadi 9.380,87.

Suasana hati investor AS tengah masam mengawali perdagangan pasca libur panjang akhir pekan. Pasalnya, pejabat China mengonfirmasi bahwa wabah virus corona telah merenggut enam korban jiwa.

Wabah virus yang bisa menyebar terhadap manusia ini telah memicu ketakutan dan menghidupkan kembali kenangan kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Kasus virus corona ini tepat menjelang libur Tahun Baru China (Imlek), berdampak pada saham perjalan di antaranya Delta Air Lines Inc, United Airlines Holdings Inc, dan American Airlines Group Inc turun antara 1,5% dan 2,6%.

PT Equityworld

Virus Corona Bikin Geger Wall Street, Ini Kata Sri Mulyani | PT Equityworld

Operator hotel dan kasino Las Vegas Sands Corp dan Wynn Resorts Ltd turun sekitar 5%. Pemilik Booking.com, Booking Holdings dan Tripadvisor keduanya turun lebih dari 2%.

“(Wabah virus di China) tampaknya menjadi negatif terbesar,” kata Scott Brown, kepala ekonom Raymond James di St. Petersburg, Florida.

“Tapi ini lebih merupakan sentimen global. Kita mungkin melihat pasar AS mencoba untuk meludahkannya karena tidak memiliki banyak dampak pada ekonomi AS.”

Sentimen negatif lainnya yakni kabar dari IMF yang memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun 2020 dan 2021.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, perlambatan pertumbuhan global tampaknya telah mencapai titik terendahnya, tidak terlihat ada rebound.

PT Equityworld | Bursa saham Asia jatuh akibat kekhawatiran wabah virus corona baru dari China

PT Equityworld | Bursa saham Asia jatuh akibat kekhawatiran wabah virus corona baru dari China

PT Equityworld | Bursa saham Asia turun lebih rendah pada perdagangan Selasa (21/1) dipicu kekhawatiran menyebarnya wabah virus corona baru yang jadi penyebab merebaknya pneumonia (penyakit infeksi yang menyebabkan peradangan). Kondisi ini membuat pelaku pasar menghindari aset berisiko seperti saham.

Sebaliknya, obligasi safe-haven dan yen naik lebih tinggi karena investor diingatkan akan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh virus SARS pada tahun 2003, khususnya mengingat ancaman penularan ketika ratusan juta orang bepergian untuk liburan menjelang Tahun Baru Imlek.

“Ini adalah perkembangan yang cukup esensial sehingga pasar akan memantaunya pada radar risiko, seolah-olah keadaan berubah kritis itu dapat memberikan pukulan besar bagi industri penerbangan dan pukulan knockout terhadap pariwisata lokal,” kata Stephen Innes, ahli strategi pasar Asia Pasifik di AxiCorp seperti dilansir Reuters, Selasa (21/1).

PT Equityworld

Saham Asia Bersinar Pasca China Pertahankan Suku Bunga Pinjaman Tidak Berubah | PT Equityworld

Karena kehawatiran verus ini, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 1%. Hong Kong, yang menderita parah selama wabah SARS, bursa sahamnya jatuh 2%.

Sementara, Nikkei Jepang kehilangan 0,8% dan Shanghai blue chips turun 1,5%, karena perusahaan penerbangan di bawah tekanan. Kondisi ini juga menyebar ke berjangka E-Mini untuk S&P 500 yang turun 0,4%, sementara EUROSTOXX 50 berjangka kehilangan 0,3%.

Equityworld Futures | Didukung Wall Street, bursa saham Tokyo dibuka lebih tinggi

Equityworld Futures | Didukung Wall Street, bursa saham Tokyo dibuka lebih tinggi

Equityworld Futures | Saham-saham Tokyo dibuka lebih tinggi pada perdagangan Senin pagi, mengikuti jejak kuat Wall Street di rekor tertinggi baru akhir pekan lalu didukung data perumahan yang lebih baik dari perkiraan untuk Desember.

Pada pukul 09.15 pagi, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) bertambah 55,26 poin atau 0,23 persen, dari tingkat penutupan Jumat (17/1/2020), menjadi diperdagangkan di 24.096,52 poin.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo naik 9,34 poin atau 0,54 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.744,78 poin.

Mayoritas kategori industri maju ke wilayah positif, dengan besi dan baja, serta saham-saham terkait transportasi udara dan kelautan paling banyak mencatat kenaikan pada menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi.
Wall Street melonjak ke rekor tertinggi baru pada penutupan perdagangan Jumat (17/1/2020), dengan indeks-indeks utama terangkat dalam kenaikan mingguan terkuat sejak Agustus, menyusul data perumahan AS yang poisitif dan tanda-tanda ketahanan dalam ekonomi China meningkatkan harapan rebound pertumbuhan global.

Equityworld Futures

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 20 Januari 2020 | Equityworld Futures

Sentimen pasar minggu lalu semakin cerah, setelah Amerika Serikat dan China menandatangani kesepakatan perdagangan Fase 1, menghentikan sengketa tarif 18 bulan yang telah membebani pasar keuangan secara global.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 50,46 poin atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 29.348,10 poin. Indeks S&P 500 bertambah 12,81 poin atau 0,39 persen, menjadi berakhir di 3.329,62 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir meningkat 31,81 poin atau 0,34 persen, menjadi 9.388,94 poin.

Sepanjang pekan lalu, S&P 500 menambahkan 1,96 persen, Dow naik 1,82 persen dan Nasdaq meningkat 2,29 persen.

Equityworld Futures | Wall Street Dibuka Naik, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi Baru

Equityworld Futures | Wall Street Dibuka Naik, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi Baru

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat hingga menyentuh level tertinggi baru pada Kamis (16/01/2020) setelah Morgan Stanley melaporkan kinerja kuartal IV-2019 yang melampaui ekspektasi investor.

Indeks Dow Jones Industrial Average melompat 150 poin (0,5%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), tapi surut menjadi 135,8 poin (0,47%) ke 29.166,89 selang 20 menit kemudian. Indeks Nasdaq naik 65,8 poin (0,72%) ke 9.323,53 dan S&P 500 tumbuh 14,53 poin (0,44%) ke 3.303,73.

Bank investasi AS, Morgan Stanley membukukan pendapatan di atas ekspektasi di tiga lini bisnisnya baik manajemen investasi, pengelolaan kekayaan, dan trading. Saham perseroan pun melesat 7%.

Sejauh ini, musim laporan keuangan dibuka dengan awal yang solid. Data FactSet menyebutkan sekitar 7% dari emiten yang menjadi konstituen S&P 500 mencatatkan laba bersih dengan 76,5% di antaranya melampaui ekspektasi pasar.

“Kebanyakan orang, termasuk kami, menyoroti bagaimana harga saham telah menjadi mahal jika diperbandingkan secara relatif dengan laba bersih mereka,” tutur CEO The Earnings Scout Nick Raich, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Namun mereka yang bullish, lanjutnya, menilai kenaikan harga saham saat ini masih baik-baik saja karena laba bersih nantinya akan mengimbangi kenaikan tersebut. “Apakah mereka benar? Untuk pekan ini dan di awal 2020, mereka benar,” ujar Nick. Sebelumnya, pelaku pasar mengekspektasikan laba bersih emiten S&P 500 bakal turun rata-rata 2%.

Data ekonomi juga membantu mengangkat sentimen pasar. Klaim asuransi pengangguran mingguan secara tak terduga anjlok 10.000 menjadi 204.000. padahal polling Reuters semula memprediksi angka tersebut mencapai 216.000. Di sisi lain, penjualan ritel Desember naik 0,3%.

Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He kemarin meneken kesepakatan dagang “fase satu” di Washington. Menurut kesepakatan tersebut , China bakal diwajibkan membeli produk AS senilai US$ 200 miliar dalam 2 tahun ke depan.

Equityworld Futures

Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 17 Januari 2020 | Equityworld Futures

Dengan begitu, ekspor AS ke China di atas kertas bakal meningkat US$ 263 miliar pada 2020 dan US$ 309 miliar pada 2021. Jika benar tercapai, maka itu akan menjadi lonjakan ekspor terbesar dari AS ke China dalam sepanjang sejarah ini.

Menepis kekhawatiran pemasok dalam negeri tak kebagian, Liu He dalam laporan CCTV pada Kamis menegaskan bahwa pembelian tersebut akan dilakukan berdasarkan pada prinsip pasar sehingga tidak mengancam.

“Sekarang pertanyaan pentingnya adalah kesepakatan fase satu apakah akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di depan kita, dan kenyataannya belum jelas. Tak ada butir di kesepakatan fase satu yang secara spesifik mengangkat pertumbuhan ekonomi global,” tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report, sebagaimana dikutip CNBC International.

Equityworld Futures | IHSG Terkoreksi di Tengah Menguatnya Bursa Saham Asia

Equityworld Futures | IHSG Terkoreksi di Tengah Menguatnya Bursa Saham Asia

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (16/1) pagi terkoreksi di tengah naiknya bursa saham regional Asia. IHSG dibuka melemah 7,41 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.275,96.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 1,87 poin atau 0,18 persen menjadi 1.023,26. Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan investor masih mencermati rincian kesepakatan fase satu antara China dan Amerika Serikat (AS).

“Pergerakan IHSG berpotensi terkonsolidasi hari ini di tengah investor yang masih memantau detail kesepakatan fase satu,” ujar Lanjar di Jakarta, Kamis (16/1).

Equityworld Futures

Jelang Formalisasi Damai Dagang, Bursa Saham Asia Terkoreksi | Equityworld Futures

Sementara itu, Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan pasar menyikapi positif hasil kesepakatan AS-China yang menandatangani perjanjian perdagangan fase satu dan berjanji untuk menyelesaikan sengketa tarif.

“Saham di BEI yang diperdagangkan hari ini bisa terdampak atas sentimen tersebut. Diperkirakan indeks acuan BEI yakni IHSG berpeluang menguat,” ujar Alfiansyah.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 3 poin atau 0,01 persen ke 23.919,6, Indeks Hang Seng menguat 104,9 poin atau 0,36 persen ke 28.878,5, dan Indeks Straits Times menguat 7,76 poin atau 0,24 persen ke posisi 3.264,74.

PT Equity World | Wall Street terkoreksi dipicu kecemasan atas rencana AS pertahankan tarif impor China

PT Equity World | Wall Street terkoreksi dipicu kecemasan atas rencana AS pertahankan tarif impor China

PT Equity World | Mayorita indeks utama Wall Street ditutup koreksi pada perdagangan Selasa (14/1) menyusul laporan bahwa Amerika Serikat kemungkinan akan mempertahankan tarif barang-barang China sampai setelah pemilihan presiden November.

Indeks S&P 500 turun 4,98 poin atau 0,15% ke 3.283,15, Nasdaq Composite turun 22,60 poin atau 024% ke 9.251,33 dan Dow Jones Industrial Average naik 32,62 poin atau 0,11% ke 28.939,67.

Penghapusan tarif oleh Washington pada akhirnya akan tergantung pada kepatuhan China terhadap perjanjian dagang fase 1 yang akan diteken pada Rabu (15/1) di Washington.

Joe Salluzi, co manager Themis Trading Chatham New Jersey mengatakan, pada trader dan investor menafsirkan laporan tersebut sebagai alasan untuk menjual.

“Kami berada di pasar Jason Bourne. Hal pertama yang dilakukan Jason Bourne ketika dia masuk ke sebuah ruangan adalah mencari pintu keluar, untuk berjaga-jaga,” kata Saluzzi seperti dikutip Reuters.

Wall Street telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir, dipicu oleh optimisme bahwa gencatan senjata perang dagang Presiden AS Donald Trump dengan China akan meningkatkan pendapatan perusahaan.

China berjanji untuk membeli barang-barang manufaktur dari AS dengan nilai hampir uS$ 80 miliar dalam dua tahun ke depan dan lebih dari US$ 50 miliar untuk pasokan energi.

Mengawali musim pendapatan kuartal IV-2019, saham JPMorgan Chase & Co naik 1,2% setelah melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan yang ditopang oleh kuatnya bisnis trading dan bisnis penjaminan.

PT Equity World

Tak Ada Penghapusan Tarif Fase Pertama AS, Gold Menguat | PT Equity World

Wells Fargo & Co turun 5,4% setelah melaporkan penurunan laba karena menyisihkan biaya US$ 1,5 miliar untuk biaya hukum. Citigroup Inc naik 1,6% karena melampaui estimasi laba Wall Street.

“Ini (pendapatan bank) mencerminkan di mana kita berada dalam siklus ekonomi,” kata Mike Loewengart, Vice President of investment strategy E*Trade Financial Corp seperti dikutip Reuters.

“Kami mendapatkan keuntungan dan bank konsisten selama satu dekade, terutama JPMorgan yang mencatatkan rekor pendapatan, tidak mengherankan mengingat kekuatan ekonomi AS.”

Volume perdagangan saham di AS mencapai 7,3 miliar saham, dengan rata-rata 7 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

PT Equity World | Label Manipulator Mata Uang ke Tiongkok Dicabut, Saham Asia Naik

PT Equity World | Label Manipulator Mata Uang ke Tiongkok Dicabut, Saham Asia Naik

PT Equity World | Saham di sebagian besar pasar Asia naik karena sentimen pasar membaik menjelang penandatanganan kesepakatan perdagangan fase pertama antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini. Optimisme meningkat setelah Washington mencabut label manipulator mata uang terhadap Beijing.

Indeks Nikkei 225 naik 0,51 persen dan indeks Topix stagnan setelah pasar Jepang kembali aktif setelah libur Senin, 13 Januari 2020. Saham perusahaan konglomerat teknologi Softbank tercatat naik 3,22 persen.

S&P/ASX 200 Australia naik 0,64 persen karena saham tambang naik. Fortescue Metals naik 1,48 persen, BHP Group naik 0,95 persen, dan Rio Tinto naik 1,35 persen.

Pasar Tiongkok daratan sedikit berubah pada pagi hari. Komposit Shanghai dan komposit Shenzhen diperdagangkan di bawah garis datar, dan komponen Shenzhen lebih rendah 0,21 persen.

Sementara, Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,17 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik kecuali Jepang naik 0,21 persen.

Pencabutan label sebagai manipulator mata uang terhadap Tiongkok juga menjadi sentimen positif sebelum pakta dagang fase satu antara AS-Tiongkok ditandatangani.

PT Equity World

Saham Asia Perkasa Jelang Kesepakatan AS-China, Emas Merosot | PT Equity World

“Departemen Keuangan membantu mengamankan perjanjian fase satu yang signifikan dengan Tiongkok yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, serta peluang bagi pekerja dan bisnis AS,” kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

Dengan dicabutnya label tersebut, Tiongkok telah membuat komitmen yang dapat dipertanggungjawabkan untuk tidak mendevaluasi mata uangnya, serta akan melakukan transparansi dan akuntabilitas.

Manipulasi mata uang adalah upaya yang disengaja oleh suatu negara untuk mempengaruhi nilai tukar antara mata uangnya dengan dolar AS untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam perdagangan internasional.

Equity World | Awali Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 2.000 per Gram

Equity World | Awali Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 2.000 per Gram

Equity World | Harga emas Antam turun Rp 2.000 menjadi Rp 778 ribu per gram. Pelemahan harga emas Antam seiring tren menurunnya harga emas dunia yang tergerus kepastian kesepakatan dagang tahap I antara AS dan Tiongkok. Dikutip dari Reuters, harga emas di pasar spot pagi ini turun 0,44% menjadi US$ 1.555 per ons, setelah menanjak pada pekan lalu dan sempat menyentuh level US$ 1.600 per ons.

Kenaikan harga emas seiring optimisme kesepakatan dagang tahap I yang akan diteken AS dan Tiongkok pada 15 Januari 2020. Amerika Serikat sebelumnya memastikan komitmen Tiongkok terhadap kesepakatan dagang tahap pertama tak berubah selama proses penerjemahan dokumen yang akan diteken di Washington pada pekan lalu. Sementara Tiongkok sebelumnya memastikan Wakil Perdana Menteri Liu He bakal berkunjung ke AS pada hari ini waktu setempat (13/1).

Adapun pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (11/1), harga emas naik tipis dan mencatatkan kenaikan mingguan untuk minggu kelima secara berturut-turut seiring sentimen tensi geopolitik antara AS dan Iran yang memanas. Rencana sanksi ekonomi tambahan AS terhadap Iran memicu ketidakpastian mendukung permintaan untuk emas batangan. Sanksi tambahan bakal diberikan setelah Iran menyerang pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS. Sanksi ekonomi tersebut mencakup sektor manufaktur Iran, sektor pertambangan, dan tekstil.

Harga emas di pasar spot pada akhir pekan lalu naik 0,4% menjadi $ 1.557,86 per ons dan naik sekitar 0,4% untuk minggu ini. Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 0,4% pada $ 1.560,1 per ons. “Katalis utama untuk harga emas adalah dialog itu terjadi di Iran dan cuaca atau tidak kita akan melihat percepatan konflik. Ketidakstabilan atas itu menyebabkan semua volatilitas, “kata Jeffrey Sica, pendiri Investasi Alternatif Circle Circle.

Equity World

AS-China Lanjutkan Dialog Semi-Tahunan | Equity World

Emas yang selalu dianggap sebagai investasi yang aman selama politik dan gejolak ekonomi, melonjak di atas $ 1.600 pada hari Rabu setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke pasukan AS sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan puncaknya dalam serangan drone. Namun, harga emas kembali turun 4% setelah kedua belah pihak melunakkan sikap mereka. “Ada resistensi di US$ 1.562, tetapi jika itu diperdagangkan melampaui level tersebut, itu akan menjadi level kunci bagi pedagang jangka pendek,” kata Michael Matousek, kepala trader di Investor Global AS. Sementara itu, mengutip situs logammulia.com, penurunan harga emas merata untuk seluruh produk emas yang dijual berdasarkan bobot. Adapun harga penjualan kembali emas Antam hari ini juga ditetapkan turun meski lebih rendah dari harga pembelian yakni sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 692 ribu.

Berikut Harga Emas Antam, Rabu 13 Januari 2020:
Emas batangan 0,5 gr: Rp 413.500
Emas batangan 1 gr: Rp 778.000
Emas batangan 2 gr: Rp 1.505.000
Emas batangan 3 gr: Rp 2.236.000
Emas batangan 5 gr: Rp 3.710.000
Emas batangan 10 gr: Rp 7.355.000
Emas batangan 25 gr: Rp 18.280.000
Emas batangan 50 gr: Rp 36.485.000
Emas batangan 100 gr: Rp 72.900.000

Design a site like this with WordPress.com
Get started