Equityworld Futures | AS-China Bisa Panas Lagi, Bursa Saham Asia Berguguran

Equityworld Futures | AS-China Bisa Panas Lagi, Bursa Saham Asia Berguguran

Equityworld Futures | Bursa saham utama kawasan Asia berguguran pada perdagangan pertama di pekan ini, Senin (30/9/2019). Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei jatuh 0,39%, indeks Shanghai melemah 0,14%, indeks Hang Seng turun 0,42%, indeks Straits Times terkoreksi 0,79%, dan indeks Kospi berkurang 0,2%.

Potensi memanasnya hubungan AS-China di bidang perdagangan menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning.

CNBC International melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump kini sedang mempertimbangkan langkah untuk memangkas investasi AS di China, seperti dikutip dari seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Sumber tersebut menyebut bahwa salah satu opsi yang mungkin diambil adalah memblokir seluruh investasi keuangan dari AS terhadap perusahaan-perusahaan asal China.

Restriksi tersebut dimaksudkan untuk melindungi investor asal AS dari risiko yang berlebihan yang mereka tanggung, seiring dengan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh China terhadap perusahaan-perusahaan di sana.

Sebelumnya, Bloomberg memberitakan bahwa para pejabat pemerintahan AS mempertimbangkan opsi untuk men-delisting perusahaan-perusahaan asal China yang melantai di AS.

Equityworld Futures

Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 30 September 2019, Stagnan | Equityworld Futures

Langkah ini dimaksudkan guna membatasi aliran modal portofolio dari investor asal AS ke perusahaan-perusahaan asal China. Lebih lanjut, AS juga mempertimbangkan untuk melarang dana pensiun dari pegawai pemerintah untuk diinvestasikan ke pasar keuangan China.

Pemberitaan ini muncul kala kedua negara akan segera menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington. Melansir Bloomberg, Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertandang ke AS selepas tanggal 7 Oktober guna memimpin delegasi China.

Sebelumnya, seperti dilansir dari CNBC International yang mengutip tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China akan digelar selama dua hari, yakni pada tanggal 10 dan 11 Oktober.

Equity World | Isu Pelengseran Trump Basi, Wall Street Berpotensi Hijau Lagi

Equity World | Isu Pelengseran Trump Basi, Wall Street Berpotensi Hijau Lagi

Equity World | Bursa Wall Street di AS diprediksi akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2019). Hingga pukul 17:30 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 51 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 4 dan 1 poin.

Wall Street masih akan menghijau setelah kemarin (25/9/2019) sudah mencatatkan apresiasi yang lumayan besar: indeks Dow Jones naik 0,61%, indeks S&P 500 menguat 0,62%, dan indeks Nasdaq Composite melonjak 1,05%.

Kehadiran asa damai dagang AS-China yang kian terasa menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Asia. Kemarin waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa datang lebih cepat “dari yang Anda pikirkan,” dilansir dari CNBC International.

Komentar dari Trump ini lantas melengkapi sentimen positif terkait dengan perkembangan hubungan AS-China di bidang perdagangan. Sebelumnya, pemberitaan dari Bloomberg menyebut bahwa China kini tengah bersiap untuk meningkatkan pembelian daging babi asal AS.

Saat ini, perusahaan-perusahaan asal China telah menanyakan harga kepada eksportir daging babi asal AS seperti Smithfield Foods dan Tyson Foods, seperti dilansir oleh Bloomberg dari sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Hingga saat ini, volume pembelian belum difinalisasikan, namun sumber tersebut menyebut bahwa jumlahnya bisa jadi berada di kisaran 100.000 ton, di mana sebagian akan dialokasikan untuk keperluan cadangan.

Sejatinya, pembelian daging babi asal AS dengan volume yang lebih besar tersebut datang kala China selaku negara konsumen daging babi terbesar dunia memang membutuhkan pasokan tambahan. Pada tahun ini, harga daging babi di China telah meroket lebih dari 70% seiring dengan merebaknya wabah flu babi Afrika.

Namun, keputusan dari China ini juga dipandang sebagai itikat baik dari Beijing menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara yang rencananya akan digelar sekitar tanggal 10 Oktober.

Lebih lanjut, isu pelengseran Trump dari posisinya sebagai presiden AS juga dianggap sudah basi oleh pelaku pasar.

Pada hari Rabu (24/9/2019) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi resmi mengumumkan penyelidikan guna melengserkan Trump. Pengumuman tersebut disampaikan Pelosi pascadirinya melakukan pertemuan tertutup dengan para pembuat kebijakan dari Partai Demokrat.

Rencana tersebut didasari oleh skandal yang melibatkan Trump. Diduga, Trump telah menyalahgunakan kekuasannya sebagai presiden dengan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden. Saat ini, Joe Biden sedang mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Equity World

Harga Emas Antam Terseret Sentimen Global | Equity World

Pelosi mengatakan bahwa tindakan Trump tersebut telah membahayakan keamanan nasional dan melanggar konstitusi AS.

Tampaknya, akan sangat sulit bagi parlemen untuk mencopot Trump. Pasalnya, transkrip sambungan telepon antara Trump dan Zelensky tak menunjukkan adanya pernyataan eksplisit dari Trump untuk menukar bantuan pendanaan militer bagi Ukraina dengan penyelidikan terhadap Hunter Biden, sesuatu yang disangkakan oleh Partai Demokrat terhadap Trump.

Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan akhir atas angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal II-2019 akan dirilis.

Pada pukul 21:00 WIB, James Bullard selaku Federal Reserve Bank of St. Louis President dijadwalkan memberikan sambutan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Federal Reserve Bank of St. Louis.

Pada pukul 22:45 WIB, Richard Clarida selaku Wakil Gubernur The Fed dijadwalkan untuk berbicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Federal Reserve Bank of San Francisco.

Equity World | Kemarin Anjlok Nyaris 2%, Harga Emas Dunia Naik Pagi Ini

Equity World | Kemarin Anjlok Nyaris 2%, Harga Emas Dunia Naik Pagi Ini

Equity World | Harga emas di pasar spot pagi ini menguat setelah kemarin anjlok. Investor memanfaatkan harga emas yang sudah murah untuk melakukan aksi borong.

Pada Kamis (26/9/2019) pukul 09:07 WIB, harga emas di pasar spot beada di US$ 1.507,8/troy ons. Naik 0,27% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas anjlok nyaris 2%. Ini membuat harga sang logam mulia kembali murah sehingga menarik untuk dikoleksi.

Selain technical rebound, investor juga ‘mendekap’ emas karena risiko ketidakpastian global yang masih tinggi. Dari Amerika Serikat (AS), House of Representatives yang dikuasai kubu oposisi Partai Demokrat telah resmi mengajukan proposal pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden Donald Trump.

Penyebabnya adalah pembicaraan telepon antara Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada 25 Juli lalu. Trump meminta pemerintahan Zelenskiy untuk melakukan penyelidikan terhadap bisnis minyak keluarga Joe Biden di Ukraina. Sebagai balasan, Trump menjanjikan hibah senilai US$ 400 juta.

Biden adalah mantan wakil presiden AS kala masa pemerintahan Barack Obama. Dalam beberapa polling, Biden diunggulkan sebagai calon presiden Partai Demokrat untuk pemilikan presiden 2020.

Equity World

Trump Digugat, Harga Emas Antam Melesat Jadi Rp 720.000/gram | Equity World

Masih dari AS, investor menantikan data pembacaan final angka pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019. Pada pembacaan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2019 adalah 2%, lumayan jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 3,1%.

Berbagai lembaga memperkirakan risiko resesi di Negeri Paman Sam semakin tinggi. Oleh karena itu, investor akan sangat mencermati data pertumbuhan ekonomi AS untuk mendapat konfirmasi apakah AS benar-benar terancam resesi atau tidak.

Equityworld Futures | Trump Mau Dimakzulkan, Wall Street Jeblok

Equityworld Futures | Trump Mau Dimakzulkan, Wall Street Jeblok

Equityworld Futures | Saham Wall Street anjlok pada penutupan Selasa (24/9/2019). Pernyataan hawkish Presiden AS Donald Trump tentang perdagangan dan mosi tidak percaya kongres AS terhadap Trump menjadi penyebab bursa berguguran.

Setelah dibuka menguat di awal perdagangan pagi, indeks utama jatuh ke zona merah. Bahkan, indeks tetap di wilayah teritori negatif sepanjang hari.

Dow jONES industrial Average berakhir turun 0,5% ke 26.807,77. S&P 500 merosot 0,8% ke 2.966,60 sementara Nasdaq jatuh 1,5% menjadi 7.993,63.

Pidato Trump di PBB yang indimidatif terhadap China membuat pasar tertekan akan kelanjutan negosiasi perang dagang. Di depan rapat PBB, Trump menyalahkan Beijing atas ketegangan perdagangan yang terjadi sembari mengatakan “Saya tidak akan menerima kesepakatan buruk untuk rakyat Amerika”.

Equityworld Futures

Kenapa Harga Emas Global Jatuh Usai Reli 2 Hari Beruntun? | Equityworld Futures

Di sisi lain internal politik AS, yang mengarah ke pemakzulan Trump oleh Kongres juga membuat pasar makin negatif. Demokrat menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Ini terkait komunikasi yang dilakukan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Juli lalu. Trump dituduh menekan Ukraina untuk menggali informasi yang bisa merusak saingan politiknya Joe Biden, terkait putra Biden, Hunter.

“Impeachment ini menambah kegelisahan investor,” tulis APF mengutip analis National Securities Art Hogan. “Pasar tidak memiliki gambar yang baik soal ini. Apa pun itu, mungkin membuat kepercayaan konsumen berkurang,” katanya lagi.

PT Equityworld | IHSG ditutup melemah seiring koreksi bursa saham Asia

PT Equityworld | IHSG ditutup melemah seiring koreksi bursa saham Asia

PT Equityworld | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah seiring koreksi bursa saham regional Asia.

IHSG ditutup melemah 25,27 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.206,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,99 poin atau 0,41 persen menjadi 976,78.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto di Jakarta, Senin, mengatakan IHSG tengah dalam tren menurun sejak sentimen cukai rokok yang rencananya akan dinaikkan pada tahun depan oleh pemerintah. Saham emiten besar seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menurun.

“Sejak menurunnya GGRM dan HMSP terkait sentimen cukai rokok, IHSG kembali masuk downtrend, namun terbatas karena ada support kuat pada 6.200,” ujar William.

PT Equityworld

Khawatir AS-China Tak Bisa Sepakat, Bursa Asia Terkoreksi | PT Equityworld

Dibuka menguat, IHSG tak sampai jam melemah dan menghabiskan waktu di teritori negatif sepanjang hari hingga penutupan perdagangan saham.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual asing bersih atau net foreign sell sebesar Rp269,61 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 490.934 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,28 miliar lembar saham senilai Rp7,98 triliun. Sebanyak 143 saham naik, 275 saham menurun, dan 146 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Hang Seng melemah 213,27 poin atau 0,81 persen ke 26.222,4 dan indeks Straits Times melemah 16,44 poin (0,52 persen) ke posisi 3.143,24. Sementara bursa saham Jepang ditutup libur.

Equityworld Futures | Simpang Siur Kabar AS-China, Bursa Singapura Memerah

Equityworld Futures | Simpang Siur Kabar AS-China, Bursa Singapura Memerah

Equityworld Futures | Setelah sepanjang pekan kemarin bursa saham acuan Singapura mencatatkan koreksi 1,61%, pada pembukaan perdagangan Senin ini (23/9/2019), indeks Straits Times kembali masuk ke zona merah dengan melemah 0,12% ke level 3.155,77 poin.

Data pasar menunjukkan dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 6 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 12 saham melemah, dan 11 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Bursa saham utama Negeri Singa dihantam aksi jual oleh pelaku pasar seiring dengan kecemasan investor terkait kelanjutan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Pada Jumat pekan kemarin (20/9/2019), negosiator dari Negeri Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian Han Jun membatalkan kunjungan ke Nebraska, yang merupakan salah satu wilayah pertanian Negeri Paman Sam.

Meskipun demikian, salah satu situs berita China mengabarkan pembatalan kunjungan tersebut tidak ada hubungannya dengan dialog dagang antara kedua negara, dikutip dari Bloomberg.

Pembatalan kunjungan meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar karena bisa memicu ketegangan dengan Negeri Paman Sam.

Equityworld Futures

Duh! Pagi-pagi Harga Emas Dunia Terkoreksi, Ambil Untung? | Equityworld Futures

Sebelumnya, Penasehat Gedung Putih Michael Pillsbury menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump siap menaikkan tarif impor lagi jika kesepakatan dagang dengan China tidak segera tercapai, ia juga mengatakan tarif yang berlaku saat ini merupakan “level rendah”, sebagaimana diberitakan South China Morning Post, dilansir dari CNBC International.

“Apakah presiden memiliki opsi untuk menaikkan tarif? Iya, tarif bisa dinaikkan lebih tinggi. Tarif saat ini masih rendah, dan bisa naik 50% atau 100%”, ujar Pillsbury dalam sebuah wawancara di Hong Kong.

Di lain pihak, tidak menutup kemungkinan indeks Straits Times akan mencoba bergerak selatan. Sentimen ini datang seiring dengan pernyataan Kementerian Perdagangan China yang mengatakan pada akhir pekan bahwa perwakilan dagang kedua negara telah melangsungkan diskusi yang konstruktif di Washington akhir pekan lalu, dilansir CNBC International.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi Singapura bulan Agustus yang akan dirilis pada pukul 12:00 WIB. Konsensus pasar memproyeksi tidak tingkat inflasi inti Negeri Singa akan tumbuh sama seperti bulan Juli, yakni 0,8% secara tahunan, dilansir Trading Economics.

Equityworld Futures | Tahun Depan, Airbnb Bakal Catat Sahamnya di Wall Street

Equityworld Futures | Tahun Depan, Airbnb Bakal Catat Sahamnya di Wall Street

Equityworld Futures | Aplikasi penyedia jasa penyewaan akomodasi Airbnb berencana untuk mencatatkan sahamnya di bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, tahun depan. Seperti dikutip dari BBC, Jumat (20/9/2019), pencatatan saham Airbnb akan menjadi salah satu penjualan saham dengan profil pendapatan tertinggi di 2020 mendatang. Sebagai salah satu situs sharing ekonomi, perusahaan asal California ini sedang menghadapi kritik lantaran dianggap mengurangi pendapatan dari komunitas di destinasi-destinasi wisata populer. Banyak pemerintah kota di seluruh dunia yang kemudian berupaya untuk mencari cela mengurangi penggunanaan Airbnb.

Adapun pada pekan ini, Airbnb memaparkan pendapatan mereka pada kuartal II-2019 mencapai 1 miliar dollar AS. Namun demikian, sebagai salah satu perusahaan start up teknologi, Airbnb tidak memberikan paparan lebih jauh mengenai profit. Namun demikian, Airbnb sempat mengatakan perusahaan mereka mencetak laba di 2017 dan 2018. Adapun Airbnb sendiri merupakan sebuah layanan yang mengizinkan masyarakat untuk menyewakan properti mereka, mulai dari rumah, kendaraan bermotor, peralatan, lahan parkir, bahkan keterampilan, kepada siapapun yang bersedia membayar. Layanan penjualan peer-to-peer ini bekerja via aplikasi maupun situs dan kerap kali dianggap memangkas produktivitas dari penyedia barang dan jasa tradisional seperti hotel dan perusahaan taksi.

Equityworld Futures

Bursa Asia Menghijau, IHSG Justru Melemah 0,43 Persen di Akhir Sesi I | Equityworld Futures

Adapun dua perusahaan serupa yang telah melantai di bursa di awal tahun ini adalah Lyft dan Uber. Namun sayang, kinerja penjualan saham dari kedua perusahaan tersebut sangat buruk lantaran investor banyak yang mempertanyakan kemungkinan mereka bisa mencetak profit. Adapun start up co-working space, WeCompany yang memiliki merek WeWork memutuskan untuk menunda penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) karena minat investor yang rendah.

Equityworld Futures | Tunggu Keputusan Suku Bunga BI, Simak Saham-Saham Ini!

Equityworld Futures | Tunggu Keputusan Suku Bunga BI, Simak Saham-Saham Ini!

Equityworld Futures | Mengawali perdagangan Rabu ini (18/9/2019) dengan kenaikan tipis sebesar 0,03% ke level 6.238,71, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus memperlebar penguatan seiring dengan berjalannya waktu.

Per akhir sesi dua, indeks saham acuan di Indonesia tersebut menguat 0,64% ke level 6.276,63.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan melemah: indeks Nikkei melemah 0,18%, indeks Hang Seng turun 0,13%, dan indeks Straits Times jatuh 0,53%.

Untuk perdagangan hari ini Kamis (19/9/2019) sejumlah broker memiliki ide perdagangannya masing-masing dengan rekomendasi saham yang beragam dan layak disimak sebagai berikut.

Equityworld Futures

Saham Asia Naik Tipis Berkat Pelonggaran The Fed | Equityworld Futures

Potensi pemangkasan tingkat suku bunga BI Rate 7DRR akan semakin besar hari ini setelah The Fed menurunkan tingkat bunga 25bps. Ditambah ancaman akan perlambatan ekonomi global, tentu akan membuat Guberur Bank Indonesia memberikan stimulus kembali.

Saham pilihan:

ADHI
PTPP
SCMA
TINS

Samuel Sekuritas Indonesia – Technical Rebound dari Level Support 6.150

IHSG tertahan di level support 6.150, dan kini mulai menutup gap yang terbentuk setelah panic-selling pada awal pekan. Market masih berhati-hati sebelum keputusan the Fed dan Bank Indonesia pada akhir pekan ini.

Saham pilihan:

AALI

LSIP

INDF

PGAS

Equityworld Futures | Saham Asia Terpantau Beragam Menjelang Pertemuan FOMC

Equityworld Futures | Saham Asia Terpantau Beragam Menjelang Pertemuan FOMC

Equityworld Futures | Saham di Asia dibuka beragam karena investor menunggu hasil pertemuan bulanan the Fed pada 17-18 September, yang secara umum diperkirakan akan memangkas suku bunga sekali lagi.

Berdasarkan laporan Bloomberg, tresuri bergerak stagnan setelah mengalami kenaikan baru-baru ini.

Sementara itu, indeks ekuitas di Jepang turun tipis, diikuti dengan saham Hong Kong dan Korea Selatan dibuka dengan perdagangan datar. Adapun, saham berjangka pada S&P 500 sedikit berubah.

Indeks Topix Jepang turun 0,3% pada pukul 10:25, waktu Tokyo. Sementara itu, Kospi Korea Selatan hanya bertambah, kurang dari 0,1%. Di Hong Kong, Hang Seng menguat 0,2%.

Imbal hasil tresuri sepuluh-tahun berada pada tingkat 1,81% setelah mengalami penurunan pada sesi kedua Selasa (17/9/2019), ketika Fed memulai pertemuan untuk menenangkan pasar uang.

Di sisi lain, minyak mengalami kemunduran yang berkelanjutan setelah Arab Saudi memulai kembali operasional pabrik yang rusak pascaserangan pada akhir pekan lalu.

Menurut Alec Young, direktur pelaksana penelitian pasar global di FTSE Russell, muncul pendapat bahwa pasar tidak mengharapkan The Fed akan memangkas suku bunganya cukup dalam.

Equityworld Futures

Hore! IHSG Menguat Sendiri Saat Bursa Asia Terkapar | Equityworld Futures

“Urgensinya lebih rendah dari kondisi pada beberapa bulan lalu, meskipun beberapa orang masih mengharapkan pemotongan suku bunga pada kisaran seperempat basis poin,” ujarnya seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (18/9/2019).

Ketika para pembuat kebijakan AS bersiap-siap untuk memutuskan suku bunga, investor juga mencoba untuk mengukur risiko potensi kekurangan pasokan minyak yang membebani ekonomi global.

Sementara itu, kekhawatiran berlarut-larut tentang ketegangan perdagangan, ketika para negosiator tingkat pekerja AS dan China akan memulai kembali perundingan menjelang pertemuan para pejabat tinggi pada Oktober.

Di bagian dunia yang lain, obligasi Italia jatuh setelah mantan Perdana Menteri Matteo Renzi meninggalkan Partai Demokrat, meningkatkan prospek ketidakstabilan politik lebih lanjut.

Equity World | Pasca-Serangan Fasilitas Minyak Arab Saudi, Wall Street Bergerak Lesu

Equity World | Pasca-Serangan Fasilitas Minyak Arab Saudi, Wall Street Bergerak Lesu

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Senin waktu setempat. Melimpahnya stok minyak sementara waktu ini membuat sebagian besar saham pada Wall Street jatuh.

Asal tahu saja, pada akhir pekan kemarin terjadi serangan pada fasilitas minyak Arab Saudi. Kejadian tersebut menambah kekhawatiran investor tentang risiko geopolitik dan pelemahan ekonomi global.

Serangan terhadap pengekspor minyak mentah terbesar dunia tersebut membuat harga minyak naik lebih dari 20%. Sebab berbagai negara mengatakan akan memanfaatkan cadangan darurat untuk memastikan pasokan yang stabil.

Indeks energi S&P 500 menjadi ukuran satu sektor, seperti saham Apache Corp, Helmerich dan Payne dan Cimarex Energy (XEC.N) melonjak antara 12% dan 17%.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 0,52% menjadi berakhir pada 27.076,82 poin. Sedangkan S&P 500 kehilangan 0,31% menjadi 2.997,96.

Naiknya harga minyak membuat biaya bahan bakar menjadi lebih tinggi dan mendorong turunnya saham maskapai penerbangan dan operator jalur pelayaran, seperti SPCOMALI merosot 2,1%, sementara Carnival Corp turun 3,2%.

Equity World

Wall Street dibuka memerah terpapar efek penyerangan fasilitas minyak milik Aramco | Equity World

“Serangan pesawat tak berawak di Saudi telah berdampak pada bagaimana investor melihat keamanan dan stabilitas rantai pasokan energi global dan memicu tingkat penilaian ulang risiko,” kata Pendiri Kenny Commentary LLC dan Strategic Board Solutions LLC Peter Kenny, dilansir dari Reuters, Selasa, (17/9/2019).

Sementara itu, saham perusahaan pertahanan seperti Raytheon Co, Lockheed Martin Corp dan Northrop Grumman Corp naik lebih dari 2%.

Koalisi militer pimpinan Saudi yang memerangi gerakan Houthi Yaman mengatakan, serangan itu dilakukan dengan senjata Iran. Ini meningkatkan prospek konflik global yang melibatkan Amerika Serikat dan Iran.

Design a site like this with WordPress.com
Get started