Equity World | Wall Street Menguat Imbas Kenaikan Saham Defensif
Equity World | Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (18/11). Hal ini disebabkan oleh kenaikan saham defensif yang membayangi penurunan sektor energi dan para investor mengabaikan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga.
Equity World | IHSG Loyo ke 7.063 Ikuti Bursa Asia
Mengutip Reuters, Senin (21/11), indeks Dow Jones Industrial Average naik 199,37 poin atau 0,59 persen menjadi 33.745,69. Indeks S&P 500 menguat 18,78 poin atau 0,48 persen ke 3.965,34 dan indeks Nasdaq Composite naik 1,11 poin atau 0,01 persen menjadi 11.146,06.
Pemimpin Federal Reserve Bank of Boston, Susan Collins, mengatakan dengan sedikit bukti tekanan harga berkurang, The Fed mungkin perlu memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi sebagai upaya mengendalikan inflasi.
Pada hari Kamis, Presiden Fed St. Louis James Bullard memicu penurunan saham ketika dia mengatakan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga karena pengetatannya sejauh ini hanya berdampak terbatas pada inflasi.
“Dengan pernyataan Collins dan kemudian Bullard, kami telah melakukan pembicaraan yang sangat hawkish, tetapi pasar benar-benar meresponsnya dengan tenang,” kata Co-Chief Investment Officer Trust Advisory Services, Keith Lerner.
“Itu belum memukul pasar ke sisi negatifnya seperti di masa lalu,” ujarnya lagi.
Selama pekan ini, indeks S&P 500 turun 0,7 persen, terkoreksi sedikit setelah reli kuat selama sebulan didorong oleh data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan yang memicu harapan bank sentral dapat meredam kenaikan suku bunga yang menghukum pasar. Sementara Nasdaq menurun 1,6 persen di pekan ini, sedangkan Dow Jones pada dasarnya tidak berubah.
“Pasar berada dalam sedikit pola bertahan” jelang data ketenagakerjaan dan ekonomi lainnya, ungkap Ekonom dan Ahli Strategi Portofolio New York Life Investments, Lauren Goodwin.
Menurut dia, apa yang mendorong semua ekuitas adalah kebijakan The Fed dan gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh kenaikan suku bunga terhadap kompleks ekuitas secara keseluruhan. “Kami tidak akan melihat bukti nyata dalam hal potensi penurunan tekanan upah atau inflasi. Tekanan selama beberapa minggu lagi,” pungkasnya.
